Rabu, 12 Juni 2013




MISI DALAM TERANG ALKITAB
perjalanan misi ke Kalimantan selatan

Oleh: Ev Chandr4a Dewanto

BAB I

PENDAHULUAN

Pelayanan misi adalah pelayanan yang sangat urgent. Misi (mission) adalah misi Allah (missio Dei, sedangkan misi (missions) adalah tugas dari misi Allah itu. “Mission” adalah “pengutusan Tuhan”, “missions” adalah tugas-tugas “mission” Yaitu tugas-tugas pengutusan yang dilaksanakan oleh umat Allah untuk menggenapkan keseluruhan rancangan Allah yang kekal guna membawa shalom bagi ciptaan-Nya.

 Banyak orang sedang menantikan kabar baik yang akan memulihkan kehidupan mereka dan melepaskan manusia dari neraka. Pekerjaan misi adalah tugan semua orang percaya baik. Dimana setiap  orang percaya memiliki peran dan fungsi yang saling melengkapi. Ada yang menjadi utusan injil atau misionaris, ada pula yang berperan sebagai pengutus misionaris dan yang lain menjalankan fungsi sebagai donator pelayanan misi. Namun sangat di sayangkan karena saat ini terdapat berbagai pandangan yang saling bersebrangan tentang pelayanan misi. Ada yang mengatakan bahwa pelayanan misi tidak di perlukan lagi karena gereja telah ada di semua Negara di dunia dan melalui kehidupan orang percaya orang yang belum mengenal Kristus akan dijangkau. Ada juga pandangan yang mengatakan bahwa gereja yang tidak menginjil adalah gereja yang gagal. Pandangan yang saling serang dengan argumentasi telah menguras energy kita sehinnga pekerjaan yang lebih penting terabaikan. Oleh karena itu penulis termotivasi untuk membahas misi dalam terang Alkitab. Melalui tulisan ini penulis memaparkan rencana misi dalam pandangan alkitab secara apa adanya.

 

 

BAB II

PERSPEKTIF PERJANJIAN LAMA TENTANG MISI

Perjanjian lama tidak berisi misi tetapi perjanjian lama adalah rencana misi Allah. Sejalan dengan itu Dr George Petters mengatakan bahwa “perjanjian lama adalah buku misi”.[1] Karena itu sangatlah penting memahami rencana agung Allah bagi pekerjaan misi dalam Perjanjian Lama berikut pemaparan tentang rencana misi Allah dalam perjanjian lama:

1.      Allah adalah Allah yang mengarahkan sejarah untuk tujuan menyelamatkan manusia

Sejarah bukan aliran kejadian acak yang terjadi secara kebetulan. Dengan mempelajari sejarah terlihat dengan jelas akan adanya satu jalan cerita dimana ada pribadi yang mengendalikannya. Setiap peristiwa terjadi dengan tujuan yang jelas. Dan sebagai orang percaya pada Allah orang Kristen menyadari semuanya itu di kendalikan oleh Tuhan. Dalam ruang dan waktu, Tuhan sedang mengerjakan rencana yang disusun-Nya dalam kekekalan masa lalu dan akan diwujudkannya dalam kekekalan masa depan. Allah adalah poemberita kabar baik yang pertama  kepada manusia yang telah jatuh kedalam dosa.[2]  

Seluruh rencananya terpusat pada rencana pemulihan ciptaan-Nya yang istimewa yaitu manusia yang telah hancur karena dosa, dimana pemulihan manusia ini akan menghasilkan pemulihan seluruh ciptaan.

a.      Ia memilih satu orang tetapi pada saat yang sama ia memikirkan semua bangsa

Abraham sangat memahami apa yang terkandung dalam panggilannya yang dibuktikan dengan ketaatanta pada perintah Allah.[3] Janji Tuhan kepada Abraham Berfirmanlah TUHAN kepada Abram: ― Pergilah dari negerimu dan dari sanak saudaramu dan dari rumah bapamu ini ke negeri yang akan Kutunjukkan kepadamu; Aku akan membuat engkau menjadi bangsa yang besar, dan memberkati engkau serta membuat namamu masyhur; dan engkau akan menjadi berkat. Aku akan memberkati orang-orang yang memberkati engkau, dan mengutuk orang-orang yang mengutuk engkau, dan olehmu semua kaum di muka bumi akan mendapat berkat Kej 12:1-3. Menurut Soot janji Allah pada Abraham dapat di bagi dalam tiga bagian yaitu:

 Negeri: yang akan ditunjukkan

Sebuah janji akan adanya daerah kekuasaan Abraham dan akan di wariskan kepada keturunannya. Menmberikan penegasan bahwa melalui Abraham Tuhan mau menghimpunkan bangsa – bangsa dalam satu daerah kekuasaan Allah melelui Abraham.

 Keturunan: menjadi bangsa yang besar

Allah memberkati Abraham dengan keturunan yang akan menjadi bangsa yang besar dengan tujuan mempengaruhi bangsa lain agar menyembah Allah Abraham.

 Berkat: melimpah sampai ke semua bangsa

Abraham di berkati dengan sangat melimpah oleh Tuhan dengan maksud memperkenalkan diri-Nya pada bangsa – bangsa agar menyembah dan percaya pada Tuhan Allah yang di sembah dan di layani oleh Abraham. Tuhan tidak memanggil Abraham untuk kepentingan Abraham sendiri, melainkan pandangan kedepan, yakni demi umat mausia.[4]  Tuhan ingin memberi berkat dan keselamatan kepada semua ras dan bangsa melalui satu orang, dari benih dan keturunannya. Jadi, janji-janji Allah kepada Abraham memunyai tujuan umum. Anak Abraham -- Isak, mewarisi janji ini, kemudian Yakub – Kejadian 26:4; 28:14, lalu Yehuda – Kejadian 49:10. Warisan untuk memberkati bangsa – bangsa bergerak melalui keturunan Abraham.

b.      Ia memilih satu bangsa untu memberkati bangsa – bangsa

Setelah memilih Abraham Allah meneruskannya dengan membangkitkan suatu bangsa yang istimewa. Karena ketaan Abraham maka keturunannya mewarisi panggilan yang di percayakan Tuhan pada Abraham. Melalui keturunan Abraham semua kaum di muka bumi hanya akan diberkati firman Tuhan mengatakan:

“Aku bersumpah demi diri-Ku sendiri – demikianlahfirman TUHAN –: Karena engkau telah berbuatdemikian, dan engkau tidak segan-segan untukmenyerahkan anakmu yang tunggal kepada-Ku,maka Aku akan memberkati engkau berlimpah-limpah dan membuat keturunanmu sangat banyakseperti bintang di langit dan seperti pasir di tepi laut,dan keturunanmu itu akan menduduki kota-kota musuhnya. Oleh keturunanmulah semua bangsa dibumi akan mendapat berkat, karena engkau mendengarkan firman-Ku.” (Kejadian 22:16-18). [5]

 

Panggilan Misi Israel terdapat dalam tiga teks dasar dalam Perjanjian Lama (Kejadian 12:1-3, Keluaran 19:4-6, Mazmur 67.) yang menunjukkan tanggung jawab Israel untuk memberitakan pesan Tuhan kepada bangsa-bangsa lain.

Dalam keluaran 19  bangsa Israel mendapatkan tugas dari Allah untuk berfungsi bagi kepentingan Kerajaan Allah sebagai perantara (mediator) kepada bangsa-bangsa. menjalankan dua hubungan: satu sisi kepada Allah, sisi yang lain kepada bangsa-bangsa. Mereka menjadi umat yang dikhususkan/dipisahkan bagi semua bangsa. Kitab Keluaran kita mempelajari bagaimana Tuhan mengangkat bangsa Israel, serta mengingatkan bahwa merekalah pewaris-pewaris Abraham dan sekaligus pewaris janji Tuhan  Melalui mereka, Tuhan akan memberkati bangsa-bangsa. Melalui mereka, Dia akan menyampaikan rencana keselamatan-Nya sampai kepada suku bangsa di tempat yang paling terpencil sekalipun! Israel akan menjadi sebuah kerajaan imam dan bangsa yang kudus Dr George Peters mengingatkan bahwa Tuhan tidak saja memanggil bangsa Israel untuk menjadi umat-Nya, tetapi juga untuk menjadi hamba-Nya.[6] Hak-hak istimewa yang mereka miliki, tentu bertautan dengan tanggung jawab yang unik pula. Mereka harus memancarkan kemuliaan Tuhan di antara bangsa-bangsa, dan meski masih hidup di tengah bangsa-bangsa di dunia, mereka harus mengasingkan diri dalam hal mematuhi hukum-hukum Tuhan dengan sempurna.

 Tujuan akhir Tuhan adalah agar bangsa-bangsa memuliakan Dia karena keselamatan dan berkat-Nya ( Mazmur 67:3-4,7-8) dan supremasi ke-raja-an-Nya (Mazmur 67:4). Jelaslah mengapa Allah memilih bangsa yang kecil dan lemah seperti Israel untuk menunjukkan kepada bangsa – bangsa kekuasaan Allah bangsa Israel yang pada akhirnya semua bangsa akan menyembah Allah Israel dan menerima keselamatan dari pada-Nya. Dr. George Peters menerangkan hal ini. Perjanjian Lama menjunjung tinggi metode sentripetal, yang bisa diumpamakan sebagai sebuah magnet suci yang memunyai daya tarik ke arah dirinya sendiri.[7] Dengan menjalani sebuah kehidupan di hadirat Tuhan yang disertai rasa takut kepada-Nya, Israel mengalami berkat Tuhan. Dengan cara ini bangsa Israel menjadi berkat untuk menjangkau bangsa – bangsa bagi Allah sehingga mereka tertarik kepada-Nya. Tuhan telah membentuk bangsa Israel untuk diri-Nya sendiri, untuk memberitakan kemasyhuran-Nya kepada bangsa-bangsa.

c.       Ia membangkitkan pada nabi untuk menyuarakan rencana-Nya.

·         Yeremia

Tuhan memanggil Yeremia untuk mejadi nabi bagi bangsa – bangsa,. Melalui Yeremia Allah menyatakan isi hatinya agar semua bangsa mendengar firman-Nya dan berbalik pada Allah dengan dating menyembah Allah. Melalui Yeremia Allah menyatakan bahwa ia memiliki ranv=cangan damai sejahtera dan bukan kecelakaan (yeremia 11: 29). Dengan demikian Allah menegaskan bahwa Ia menghendaki keselamatan bangsa – bangsa yang mau dating pada-Nya.

·         Yusus

Isi hati Allah bagi ipaya penyelamatan bangsa – bangsa juga terpampang dengan jelas melalui kisa Yunus sang misionaris perjanjian lama. Tuhan mengutusnya untuk berkhotbah di Niniwe tetapi ia menolaknya dan lari ke Tarsus. Tetapi Tuhan dengan segala cara mengembalikan Yunus pada panggilan-Nya untuk menyampaikan firman Allah pada orang – orang di Niniwe. Ini hati Allah jelas tertulis dalam Yunus 4:11:  Bagaimana tidak Aku akan sayang kepada Niniwe, kota yang besar itu, yang berpenduduk lebih dari seratus dua puluh ribu orang, yang semuanya tak tahu membedakan tangan kanan dari tangan kiri, dengan ternaknya yang banyak?" pernyataan ini sangat jelas bahwa isi Hhati Allah adalah untuk menyelamatkan manusia karena itu Ia membangkitkan para nabi untuk melaksanakan maksud-Nya.

 

2.      Allah adalah perjanjian dan berlimpah kasih karunia

Tuhan yang penuh anugerah dan pemegang janji, Ia selalu menggenapi janji- Nya.• Tuhan adalah Tuhan berkat. Perbuatan-Nya yang khas dan mendasar adalah memberkati umat dg keselamatan (Kej 12:2; Kis 3:25-26).  Tuhan adalah Tuhan penuh rahmat. Kelompok orang yang diselamatkan di surga akan merupakan ―suatu kumpulan besar orang banyak yang tidak dapat terhitung banyaknya, dari segala bangsa dan suku dan kaum dan bahasa‖ (Why 7:9). Janji Tuhan sedang digenapi, anak-cucu Abraham akan tidak dapat dihitung, seperti debu tanah, bintang di langit, pasir di pantai.

 

B,  PRINSIP MISI DALAM PL

1.      Pengharapan yang pasti akan keselamatan bangsa bangsa

Yesaya 66 mengungungkapkan aspek eskhatologis, bahwa bangsa-bangsa suatu masa akan berduyun-duyun untuk datang ke Sion. Jadi didalam pengharapan itu ada banyak hal yang terlibat, yakni janji dan seruan, indikatif dan imperatif ( perintah ). Jadi ada pengharapan bagi bangsa lain tentang keselamatan dengan menjadikan Israel sebagai contoh.

 

2.      Jaminan keselamatan melalui mesias

Yesaya 40-55  Masa depan untuk kembali kepada Allah adalah melalui sengsara, dalam hal ini kesengsaraan akan diwakili oleh umat Allah yang patuh, dan nantinya akan diwakili oleh seorang hamba Allah yang patuh yakni Mesias. Jadi pengorbanan mesianis itu diderita sebagai ganti orang Israel, dan kemudian Israel menggantikan bangsa-bangsa. Jadi tugas utama dari hamba itu ialah menderita untuk meneguhkan pengharapan Israel tentang keselamatan. Jadi ada masa depan yang baru bagi Israel dan bangsa-bangsa lain

 

 

BAB III

PARADIGMA MISI MENURUT PERJANJIAN BARU

Perjanjian Lama Allah menyatakan rencana-Nya untuk menyelamatkan dunia melalui kedatangan sang Juru Selamat, maka dalam Perjanjian Baru Allah menggenapi nubuatan tersebut. Jika Perjanjian Lama bersifat sentripetal (dari luar ke dalam/pusat/yerusalem), dalam pengertian bangsa-bangsa datang kepada Israel dan mereka dapat mengenal serta menyembah Tuhan yang benar. Sedangkan misi dalam Perjanjian Baru bersifat sentrifugal (dari pusat/yerusalem ke luar), yang berarti bahwa dari gereja atau dari Israel kabar keselamatan akan disampaikan kepada semua suku-suku bangsa.

Misi dalam Perjanjian Baru (PB) merupakan kelanjutan misi Allah dalam Perjanjian Lama. Harold Cook menyatakan “Dalam PB, misi adalah ekspresi yang wajar dari kekristenan yang hidup.” Ia menegaskan, sifat hakiki kekristenan adalah misi![8] Misi merupakan kehendak Allah kerena iru harus di taati karena kehendak Allah selalu memiliki inplikasi praktis.[9]   Perjanjian Baru berada di atas segala sesuatu buku-buku misi. Perjanjian Baru ditulis oleh para misionaris bagi gereja-gereja yang misioner dan delapan belas berita misi mengungkapkan sebuah agama yang misioner bagi seluruh dunia. “Dalam situasi yang nyata dan penting, “ kata Dr. Carver, “Perjanjian Baru adalah produk usaha penginjilan/misi. Sebuah hal yang paling penting adalah Roh Kudus memberikan kepada kita Wahyu Kristiani untuk memenuhi kebutuhan akhir pekerjaan misi dalam bersaksi tentang Yesus (Seluruh dunia dalam seluruh kata-kata).  Karenanya Perjanjian Baru tidak hanya berisi misi Injil, melainkan hanya misi Injil. “Hal ini secara mendalam menghindari menjadi sesuatu yang lain” kata Dr. Horton. “itu bukanlah hukum perburuhan atau kode yang menarik, bukan sistem stereotype dari institusi gereja, bukan kegiatan seremonial atau pendeta, atau gedung gereja – semuanya adalah akumulasi atau pertumbuhan - tetapi secara simpel dan teguh adalah sebuah suara, suara tangisan di padang gurun, sebuah suara dari Sorga, suara yang mengundang semua manusia kepada Kerajaan Allah, dan berkata, “Biarlah dia yang mendengar datang”.

Dengan jelaas kita dapat melihat kitab Injil memuat pengajaran - pengajaran-Nya mengenai pengampunan kekal bagi manusia yang percaya kepada-Nya. Menyelamatkan dunia dari hukuman kekal dan menjadikan seluruh bangsa murid-Nya merupakan tugas yang Ia emban. Ia tidak hanya bermisi dengan pengajaran-Nya, namun juga dengan pengorbanan-Nya. Saat ini, tugas menjadikan seluruh bangsa murid-Nya merupakan Amanat Agung yang harus dilanjutkan oleh pengikut-pengikut-Nya sesuai dengan perintah-Nya. Berikut kita pelajari beberapa pengajaran penting tentang misi dalam PB.

a.            Injil matius menggambarkan  Kristus Adalah satu – satunya penguasa Dunia

               Injil Matius di tulis dengan tujuan untuk mengungkapkan Kristus sebagai penguasa dunia;  otoritas-Nya atas segalanya, karakter-Nya yang kuat,karya penebusan-Nya dan pengajaran-Nya.  Matius mengawali Injil yang di tulisnya dengan silsilah yang menempatkan Yesus dalam garis keturunan Daud. “Inilah silsilah Yesus Kristus, anak Daud, anak Abraham.” (Mat. 1:1). Hal ini mengkaitkan Yesus dengan dua perjanjian antara Allah dan manusia yaitu perjanjian dengan Daud (untuk menegakkan kerajaannya -  2 Sam. 7:8 – 16) dan perjanjian dengan Abraham (olehmu semua bangsa akan memperoleh berkat-Kej. 15:18). Matius menutup Injilnya dengan sebuah perintah untuk menjadikan semua bangsa murid Kristus (matius 28:18 - 20).

b.            Injil Markus  mengungkapkan Yesus sebagai pelayan Allah yang berkuasa.

                Injil ini menggabungkan pakaian kerajaan dengan kain pelayan. Penggabungan antara kemuliaan Yesus sebagai raja melalui otoritasnya dan kerendahan hatinya dengan bekerja keras untuk mewujudkan isi hati Bapa-Nya bahkan sampai mengorbankan diri-Nya bagi penyelamatan manusia. “Karena Anak Manusia juga datang bukan untuk dilayani, melainkan untuk melayani dan untuk memberikan nyawa-Nya menjadi tebusan bagi banyak orang." (Mar. 10:45). Sebagai injil yang menyingkapkan Yesus sebagai pelayan, Markus maka karakteristik Injil tulisannya ini lebih terfokus pada perbuatan daripada kata-kata.

               Kristus Yesus adalah pekerja Ilahi yang merestorasi dunia yang hilang dan jatuh. Dia mengusir setan-setan, menyembuhkan berbagai penyakit, memperbaharui mereka yang berdosa, mengalahkan kematian dan menghidupkan. Dia memulihkan yang hancur. Dia menghardik dan mengusir setan untuk menolong mereka yang dapat dipulihkan dan dan ditolong. Dia adalah pelayan Allah, berkuasa penuh, menderita, berkarya tanpa henti, sampai pada akhirnya. Dia berkarya tanpa cacat sehingga manusia dapat diselamatkan. Dia mengimpartasikan roh yang sama kepada para murid-Nya, sampai setelah kematian-Nya “Merekapun pergilah memberitakan Injil ke segala penjuru, dan Tuhan turut bekerja dan meneguhkan firman itu dengan tanda-tanda yang menyertainya” (Mar. 16:20). Injil Markus adalah sebuah panggilan untuk menderita bersama Kristus bagi penebusan dunia.

c.             Lukas dan Kisah Para Rasul : karya dr Lukas ini mengungkaplan Yesus sebagai anak manusia yang sempurna yang memiliki Solidaritas kepada kaum miskin dan terbuang.

            Lukas memulai Injilnya dengan menyatakan kejadian-kejadian ajaib berkaitan dengan kelahiran Yohanes dan Yesus. dia mengisahkan kunjungan malaikat Gabriel kepada Maria dan pernyataan kepada Maria tentang fakta yang mulia bahwa dia akan menjadi ibu dari Mesias: “Karenanya, juga pribadi yang suci akan dilahirkan darimu dan harus disebut sebagai Anak Allah” (Luk. 1:25 – 38). Seluruh Injil Lukas adalah Wahyu (pengungkapan) bahwa manusia berdosa dapat diselamatkan dan menjadi sempurna, suci, diberkati, dan kekal. Kalimat kuncinya adalah “Sebab Anak Manusia datang untuk mencari dan menyelamatkan yang hilang” (Luk. 19:10). Injil Lukas mengungkapkan adanya janji pemulihan yang hanya ada dalam Yesus. Penyelamatan yang Yesus lakukan bagi umat manusia adalah bukti kepedulian-Nya pada manusia dan dunia yang terhilang. Kristus, menjawab kegagalan dunia dengan kemenangan yang mereka alami (Luk. 24:46 – 49).

d.            Injil Yohanes menyingkapkan Yesus sebagai.Anak Allah
               Injil Yohanes ditulis untuk menyatakan ke-Tuhanan Yesus. Di dalamnya kita mendapati keteraturan progresifitas kata-kata dan karya-karya yang memperlihatkan Yesus adalah Anak Allah. Tujuan pokok Injil Yohanes adalah agar manusia percaya bahwa Yesus adalah Kristus, Anak Allah (Yoh. 20:31). Injil Yohanes memperlihatkan bahwa Kristus dalam realitas adalah Anak Allah dan merupakan identitas dan realitas dari kehadiran-Nya, simpati-Nya, kuasa-Nya bersama gereja-Nya sepanjang waktu Yohanes menggambarkan Yesus sebagai Firman, Anak Allah (Yoh. 1:12 – 13). Dalam eksistensi-Nya, kita memperoleh pengetahuan akan artinya eksistensi Allah. Dalam perkataan-Nya, kita belajar kebenaran mendasar dari Allah. Dalam tindakan-Nya, kita menemukan aktivitas Allah. Dalam Injil Yohanes, Kristus menghubungkan para murid-Nya kepada diri-Nya dengan cara menjadikan hidup dan aktivitas para murid menjadi kelanjutan pelayanan penebusan-Nya. “Sama seperti Bapa mengutus Aku, demikian juga sekarang Aku mengutus kamu” (Yoh. 20:21).

e.             Surat penggembalaan Paulus :Gereja sebagai Paguyuban Baru

            Misi dalam konteks kemenangan Allah yang  akan segera tiba. Surat-surat Paulus adalah surat-surat misionari dari hasil pekerjaan misinya dan perlu untuk dikaji secara keseluruhan.

1.      Surat Roma: Surat ini ditulis sebab Paulus merasa bahwa gereja di Roma mempunyai posisi yang strategis. Semua gereja harus berdasar pada iman. Surat ini adalah manifesto Kabar Baiknya. Tema surat yang diungkapkan adalah “Kebenaran asali Tuhan” (Rom. 1:16 – 17). Kebenaran ini dapat dicapai manusia melalui Kristus (Rom. 3:21 – 28) bagi orang Yahudi dan non-Yahudi (Rom. 3:29 – 30). Dunia digambarkan sedang menuju kehancuran (Rom. 3: 9 – 23). Kondisi ini terjadi karena dosa Adam (Rom. 5:12), tetapi melalui kebenaran seorang, Kristus, “Anugerah cuma-cuma didapat melalui pembenaran dari Kristus (Rom. 5:18). Surat Roma adalah Kabar Baik bagi dunia

2.      Surat 1 dan 2 Korintus. Surat ini ditulis untuk mereformasi penyalah-gunaan yang mengancam untuk melemahkan kehidupan spiritual gereja di Korintus. Dalam surat ini kita mendapatkan gambaran kesulitan nyata yang dihadapi oleh orang-orang Kristen di tengah komunitas yang membencinya. Kita melihat benturan antara kekristenan dan budaya. Belum lagi benturan dengan kepercayaan paganisme. Dalam surat ini Paulus sebagai misionaris memberikan prinsip-prinsip kepercayaan terhadap Kristus dalam rangka membangun gereja Perjanjian Baru di daerah paganisme.

3.       Surat Galatia. Surat ini ditulis untuk membetulkan ajaran-ajaran yang salah. Paulus mengumpulkan petobat-petobat baru non-Yahudi dan kemudian ada orang-orang yang menyesatkan mereka dengan mengatakan untuk menjadi seorang Kristen, mereka harus menjadi Yahudi. Tema dari surat Galatia adalah pembuktian Injil anugerah Tuhan tanpa syarat apapun. Hal ini penting sebagai dokumen misi. Kunci pemikiran adalah “Pembenaran orang-orang non-Yahudi oleh iman (Gal. 3:8).

4.      Surat Efesus. Surat ini ditulis untuk menempatkan gereja sebagai institusi Ilahi dan untuk memperlihatkan bagaimana anggota gereja seharusnya berlaku/berjalan. Dalam surat ini kita mengetahui posisi yang mulia dari orang-orang yang percaya melalui anugerah; Kebenaran berkenaan dengan gereja, yang adalah tubuh Allah dan perjalanan yang berharga sebagai orang Kristen. Kita belajar bahwa di dalam gereja, perbedaan antara Yahudi dan non-Yahudi tidak ada; semua adalah sama di hadapan Kristus (Ef. 2:11 – 22).

5.       Surat Filipi. Surat ini ditulis untuk mengekspresikan apresiasi yang mendalam dari rasul Paulus untuk uang yang dikirimkan gereja Filipi bagi dirinya (Fil. 4:15 – 19). Hanya gereja Filipi-lah yang diperlihatkan oleh catatan, Paulus menerima bantuan keuangan. Hal itu merupakan suport yang paling antusias yang diterima Paulus dan seharusnya menjadi model bagi semua gereja dalam misinya (Fil. 1:3 – 7

6.       Surat Kolose. Surat ini ditulis untuk menempatkan gereja sebagai penjaga dan untuk menyelamatkannya dari kesalahan guru-guru palsu yang mengaku sebagai orang Kristen, tetapi bermaksud untuk menyebarkan ide-ide Yahudi (Kol. 2:4 – 8). Kristus adalah satu-satunya Penyelamat (Kol. 2:9 – 13). Paulus tidak hanya menulis bagi gereja saja tetapi bagi gereja-gereja sepanjang sejarah untuk membimbimbing mereka dalam misinya di tengah ajaran sesat di dunia (Kol. 2:18 – 23; 4:15 – 16)

7.      Surat 1 dan 2 Tesalonika.  Surat ini ditulis untuk memberikan instruksi dalam doktrin-doktrin misi dan untuk menguatkan gereja mula-mula di tengah penganiayaan (1 Tes. 1:7 – 10). Surat kedua ditulis untuk memperbaiki impresi yang salah tentang kedatangan Kristus yang kedua dan untuk mendesak orang-orang Kristen Tesalonika untuk melanjutkan hidupnya (2 tes. 2:1 – 5).

8.      Surat 1 dan 2 Timotius dan Titus. Surat ini ditulis untuk menguatkan para rekan kerja Paulus. Paulus menasihati para pengkhotbah-pengkhotbah muda berkaitan dengan administrasi gereja.  Ketika gereja bertumbuh dalam angka dan bertambah kuat, secara alami timbul pertanyaan akan aturan gereja, pengakuan iman, dan disiplin. Dalam lapangan misi, pertanyaan-pertanyaan itu pasti akan terjadi. Pertama-tama rasul Paulus menanganinya sendiri, tetapi pada perkembangan berikutnya tampak jelas diperlukan petunjuk-petunjuk yang jelas bagi gereja-gereja sepanjang zaman. Inilah isi surat kepada Timotius dan Titus.

9.       Surat Filemon. Surat ini adalah surat yang terpendek dari semua surat Paulus. Surat ini sangat bernuansa misi karena berisi tentang kebenaran, revolusi terhadap dunia kuno, tidak hanya non-Yahudi dan orang liar, bahkan budak-pun dapat diterima di Kerajaan Allah dan harus diterima sebagai saudara dalam Kristus (Fil. 1:10, 14 – 16). Semua tulisan Paulus adalah karya misi dan tidak dapat dipahami terpisah dari usahanya untuk mengenalkan Kristus kepada bangsa-bangsa. Sebuah elemen yang konstan dan permanen pada pikiran dan pekerjaannya adalah misi. Kasih akan Kristus dan pikiran akan dunia yang terhilang membelenggunya

f.         Surat-surat Misi Lainnya.

1.      Surat Ibrani.Surat ini merupakan “connecting link” antara Perjanjian Lama dan Perjanjian Baru. Tujuan surat Ibrani adalah untuk menunjukkan bahwa institusi besar hukum adalah bersifat simbolis dan kebenaran yang belum jelas akhirnya telah diungkapkan (Ib. 9:1 – 11). Kuil dan para imam, altar dan pengorbanan, cadar dan Kemah Suci memasuki arti “World-Wide”. Hal ini dipenuhi dan digenapi di dalam Kristus (Ib. 9:11 – 15). Hal ini sebenarnya tidak pernah hilang melainkan tersimpan oleh bangsa Yahudi sampai akhirnya diberikan kepada seluruh dunia. Apa yang terjadi di Israel sebelumnya adalah persiapan yang panjang. Sekarang hal ini sudah diungkapkan bagi dunia dan bayangan yang menutupi telah tersingkap dan isinya telah nyata.

2.       Surat Yakobus. Surat Yakobus mempunyai isi dan cara pandang yang misioner. Surat ini adalah pengajaran singkat dari Yesus dan sangat bersifat praktis tentang iman, perbuatan baik, dan berdoa. Pokok-pokok isinya tidak dengan jelas menunjukkan tentang misi, tetapi paling tidak berupa kesaksian akan perluasan misi pada zaman apostolik. Hal ini karena surat Yakobus ditujukan bagi “Dua belas suku yang tersebar di luar negeri (Yak. 1:1), yaitu orang-orang Yahudi yang telah menjadi Kristen dan tersebar di seluruh dunia. Yakobus sendiri, seperti yang dinyatakan dalam KPR dan tradisi adalah seorang Yahudi ortodoks. Karena itu, surat ini sangat mengesankan melihat dia bersaksi melalui suratnya yang mengabarkan pesan kekristenan.

3.       Surat Petrus. Surat Petus memberikan bukti yang kuat akan rekonsiliasi yang tercapai pada zaman apostolik antara mereka yang berpikiran sempit dan mereka yang mempunyai konsep pemikiran yang luas, yang didukung oleh Paulus. Pada satu kesempatan Paulus menentang Petrus secara langsung (Gal. 2:11), tetapi surat ini menyatakan bahwa Petrus telah sepenuhnya menerima pemikiran misioner Paulus. Hal ini mengindikasikan bahwa tujuan surat ini adalah memberikan kesaksian bagi kemajuan misi yang dilakukan oleh gereja-gereja apostolik.

4.       Surat Yohanes. Surat Yohanes mempunyai signifikansi yang kaya dalam misi. Bagian ini kelihatannya bersifat maju dalam pemikiran karena tidak membahas keadaan dan detail sejarah. Yohanes melihat kebenaran kekristenan tidak mempunyai relasi dengan Yudaisme melainkan dalam relasinya kepada dunia. Maksudnya kekristenan bukan bagi bangsa Yahudi saja melainkan bagi dunia. Dia menulis bahwa manusia dapat percaya pada kebenaran yang memang dimaksudkan bagi manusia tanpa ada pembatasan. Dia melihat seluruh dunia berada dalam kuasa kegelapan dan kehadiran Kristus berasal dari Allah dan terang-Nya di dunia dimaksudkan agar dunia mendapatkan terang (1 Yoh. 1:5 – 7).

g.            Wahyu Terakhir Kitab Wahyu menutup Perjanjian Baru dengan menyengat sebab mengulangi dan mengkonfirmasi pesan misioner Injil. Pribadi yang muncul dalam ke-empat Injil, seperti munculnya terang dalam kegelapan, muncul dalam kitab Wahyu dengan digambarkan sebagai merpati yang mempesona dari badai petang hari (Wah. 1:12 – 18). Dalam kitab ini, Anak Manusia menyatakan diri-Nya sebagai “Alpha dan Omega, Yang Pertama dan Yang Terakhir”. Dia memberikan pesan kepada gereja-Nya sebagai Domba yang dibunuh, tetapi sekarang hidup selamanya dan dimahkotai dalam kemenangan. Kita mendengar semua suara dari seluruh dunia menyatakan Dia sebagai “Raja di atas segala Raja dan Tuhan di atas segala Tuhan” (Wah. 19:1 – 16).
Melalui pertempuran yang membingungkan, teror penderitaan dari kekalahan dan asap dan api dari lubang di bumi memenuhi kitab dengan kegelapan yang pekat. Tidak ada kesalahan arti jika mengerti tujuan utama dari semuanya itu. Injil yang kekal sudah diproklamasikan melalui sorga dan sudah meliputi bumi. Tujuan kedatangan Kristus sudah tercapai. Setiap anggota keluarga dan suku-suku dan lidah mengaku Dia sebagai Tuhan. setiap lutut bertelut dan setiap lidah mengaku. Itulah pemenuhan akhir yang mulia dari tugas misi (Wah. 22:1 – 14).

 MAKSUD DARI PELAYANAN MISI :
1, Penciptaan
 ialah, Allah memiliki rencana untuk segenap ciptaan, dengan demikian manusia juga termasuk didalamnya, termasuk dalam rencana penyelamatan yang oleh inisiatif Allah sendiri, yang menyebabkan Ia berjanji akan memperbaharui ciptaan dengan meberikan langit yang baru dan bumi yang baru, yang oleh umat Allah diperjuangkan dalam  sebuah pengharapan dengan percaya kepada-Nya.

2. Rekonsiliasi
Ini merupakan sebuah misi untuk mendamaikan atau mengembalikan relasi yang telah dirusak oleh manusia dengan Allah. Dalam hal ini Allah sendirilah sebagai dasar rekonsiliasi, yang mendamaikan diri-Nya dengan manusia, dan mendamaikan manusia dengan sesamanya, dan juga dengan ciptaan yang lain, seghingga akhirnya “Perdamaian taman Eden dan kerukunan alam semesta dan keadilan untuk mereka yang tertindas akan diadakan kembali (bdk. Yes 11:1-9 ): "Serigala akan tinggal bersama domba, dan mancan tutul akan berbaring di samping kambing" (Yes 11:6).   

 

Teladan Yesus dalam melakukan pekerjaan sebagai seorang misionaris

Perjanjian Baru menunjukkkan bahwa aspek – aspek penting dalam penginjilan yang efektif bukanlah mperistiwa atau tehnik – tehniknya,melainkan integritas dalam kerohanian dan gaya hidup.[10] Dimana satu – satunya figure yang sempurna hanya Yesus karena itu sangat penting untuk melihat keteladanan Yesus dal melakukan pelayanan sebagai misionaris

1.      Yesus, berpusat pada Rencana Penebusan Allah

Anak Tunggal Allah diutus menjadi Misionaris Allah untuk menyelamatkan manusia. Yesus memberitakan Injil kemana-mana. Hidup Yesus berpolakan Injil, setiap saat dan kemana pun Ia pergi, Ia memberitakan Injil Kerajaan Allah. Bagi Yesus, Injil harus menjadi milik semua orang, baik di desa dan di kota, bukan hanya di Bait Suci saja. Bahkan, Yesus mengidentifikasikan diri-Nya sebagai seorang Gembala yang sedang mencari domba-Nya yang hi-lang (Luk. 15). Ia rindu tiap orang berdosa bisa kembali pada Bapa. Inilah alasan Yesus memberitakan Injil di mana-mana.  Dialah Anak Domba Allah yang menghapus dosa dunia (Yoh. 1:29). Yesus berkata “Akulah jalan dan kebenaran dan hidup. Tak ada seorangpun yang datang kepada Bapa, kalau tidak melalui Aku” (Yoh. 14:6). at Agung Kristus.

Tujuan Tuhan Yesus datang ke dunia adalah membawa misi Allah dan menyempurnakan rencana kedatangan Kerajaan Allah. Ia tidak mengerjakan hal-hal baru atau lainnya, tetapi rencana Allah. Yesus datang sebagai misionaris. Yesus menyadari tugas utama-Nya adalah melaksanakan kehendak Bapa, “Sebab Aku telah turun dari sorga bukan untuk melakukan kehendak-Ku, tetapi untuk melakukan kehendak Dia yang telah mengutus Aku” (Yoh. 6:38). Ini menunjukkan, tidak ada misi yang lebih penting selain mengerjakan misi Allah. Gereja maupun orang-orang tebusan Allah harus memiliki misi yang sama seperti yang dikerjakan Tuhan Yesus.

2.      Yesus menaati Allah berapapun harganya.

Kasih – Nya pada Allah Bapanya memotovasi Yesus menaati perintah Bapa-Nya. Dalam perjalanann-Nya sebagai misionaris Yesus mengalami banyak penderitaan dan Ia tidak pernak mengeluh setiap mengalami penderitaan bahkan ia rela menempuh jalan salib demi menyelamatkan umat manusia. Tajamnya paku  yang menembus iangan dan kaki-Nya tidak menyurutkan kasih-Nya yang besar pada manusia. Ia rela berkorban apa saja demi keselamatan manusia termasuk nyawanya.

Sebagai pengikut Kristus orang Kristen wajib mengikuti jalan hidup yang di pilih oleh Yesus. Demi penyelamatan jiwa setiap orang percaya harus mengambil bagian dalam kekerakan misi ini dan membayar harganya, karena untuk suatu pencapaian yang besar di butuhkan harga yang besar pula.

3.      Yesus melakukan duplikasi dan networking

Dalam pelayan-Nya Yesus tidak bekerja sendirian. Ia memanggil orang – orang yang di kehendaki-Nya untu menyertai Dia dan untuk diutus memberitakan kabar baik dengan mendemostrasikan kuasa-Nya (markus 3: 13 - 15). Melalui para murid-Nya Yesus menduplikasi karakter dan panggilan-Nya.  Para murid inilah nantinya yang akan mengemban tugas misi untuk melanjutkan apa yang telah Ia lakukan.
 

KESIMPULAN
Pembahasan dalam makalah ini dapat di simpulkan sebagai berikut

·         Pelayanan misi adalah pelayanan yang sangat urgent. Pekerjaan misi adalah tugan semua orang percaya baik. Dimana setiap  orang percaya memiliki peran dan fungsi yang saling melengkapi. Ada yang menjadi utusan injil atau misionaris, ada pula yang berperan sebagai pengutus misionaris dan yang lain menjalankan fungsi sebagai donator pelayanan misi.

·         Seluruh rencananya terpusat pada rencana pemulihan ciptaan-Nya yang istimewa yaitu manusia yang telah hancur karena dosa, dimana pemulihan manusia ini akan menghasilkan pemulihan seluruh ciptaan.

·         Perjanjian Lama Allah menyatakan rencana-Nya untuk menyelamatkan dunia melalui kedatangan sang Juru Selamat, maka dalam Perjanjian Baru Allah menggenapi nubuatan tersebut.

·         Yesus Kristus adalah standar utama bagi setiap misionaris.

DAFRAT PUSTAKA

David R. Brougham, merencanakan misi lewat gereja – gereja Asia, (malang, Gandum Mas), hal 13

Nely p. Tuhumury dalam, utuslah Aku, ed: Daniel Ronda, (Bandung,Kalam Hidup,2012), hal 117

Rainer Schuman, misi holistik masa kini, (Jayapura, STT GKI I.S Kijne, 2004), hal 166

Robert banks dan paul stevens, the complete book of everyday Christianity, banddung kalam hidup 2012

M. David sills, panggilan misi, (Surabaya,momentum, 2011)

 



[1] David R. Brougham, merencanakan misi lewat gereja – gereja Asia, (malang, Gandum Mas), hal 13
[2] M. David sills, panggilan misi,( Surabaya,momentum2011), hal 45
 
[3] Nely p. Tuhumury dalam, utuslah Aku, ed: Daniel Ronda, (Bandung,Kalam Hidup,2012), hal 117
[4] Ibid, hal 14
[5] Alkitab, terjemahan baru,  (Jakarta, Lembaga Alkitab Indonesia, )
[6] David R. Brougham, merencanakan misi lewat gereja – gereja Asia, (malang, Gandum Mas), hal 15
[7] ibid
[8] David R. Brougham, merencanakan misi lewat gereja – gereja Asia, (malang, Gandum Mas), hal 18
[9] Rainer Schuman, misi holistik masa kini, (Jayapura, STT GKI I.S Kijne, 2004), hal 166
[10] Robert banks dan paul stevens, the complete book of everyday Christianity, (banddung kalam hidup 2012), hal 580