MISI DALAM TERANG ALKITAB
| perjalanan misi ke Kalimantan selatan |
Oleh: Ev Chandr4a Dewanto
BAB I
PENDAHULUAN
Pelayanan
misi adalah pelayanan yang sangat urgent. Misi (mission) adalah misi Allah
(missio Dei, sedangkan misi (missions) adalah tugas dari misi Allah itu.
“Mission” adalah “pengutusan Tuhan”, “missions” adalah tugas-tugas “mission”
Yaitu tugas-tugas pengutusan yang dilaksanakan oleh umat Allah untuk
menggenapkan keseluruhan rancangan Allah yang kekal guna membawa shalom bagi
ciptaan-Nya.
Banyak orang sedang menantikan kabar baik yang
akan memulihkan kehidupan mereka dan melepaskan manusia dari neraka. Pekerjaan
misi adalah tugan semua orang percaya baik. Dimana setiap orang percaya memiliki peran dan fungsi yang
saling melengkapi. Ada yang menjadi utusan injil atau misionaris, ada pula yang
berperan sebagai pengutus misionaris dan yang lain menjalankan fungsi sebagai
donator pelayanan misi. Namun sangat di sayangkan karena saat ini terdapat
berbagai pandangan yang saling bersebrangan tentang pelayanan misi. Ada yang
mengatakan bahwa pelayanan misi tidak di perlukan lagi karena gereja telah ada
di semua Negara di dunia dan melalui kehidupan orang percaya orang yang belum
mengenal Kristus akan dijangkau. Ada juga pandangan yang mengatakan bahwa
gereja yang tidak menginjil adalah gereja yang gagal. Pandangan yang saling
serang dengan argumentasi telah menguras energy kita sehinnga pekerjaan yang
lebih penting terabaikan. Oleh karena itu penulis termotivasi untuk membahas
misi dalam terang Alkitab. Melalui tulisan ini penulis memaparkan rencana misi
dalam pandangan alkitab secara apa adanya.
BAB II
PERSPEKTIF PERJANJIAN LAMA TENTANG
MISI
Perjanjian
lama tidak berisi misi tetapi perjanjian lama adalah rencana misi Allah. Sejalan
dengan itu Dr George Petters mengatakan bahwa “perjanjian lama adalah buku
misi”.[1]
Karena itu sangatlah penting memahami rencana agung Allah bagi pekerjaan misi
dalam Perjanjian Lama berikut pemaparan tentang rencana misi Allah dalam perjanjian
lama:
1.
Allah
adalah Allah yang mengarahkan sejarah untuk tujuan menyelamatkan manusia
Sejarah bukan aliran kejadian acak
yang terjadi secara kebetulan. Dengan mempelajari sejarah terlihat dengan jelas
akan adanya satu jalan cerita dimana ada pribadi yang mengendalikannya. Setiap
peristiwa terjadi dengan tujuan yang jelas. Dan sebagai orang percaya pada
Allah orang Kristen menyadari semuanya itu di kendalikan oleh Tuhan. Dalam
ruang dan waktu, Tuhan sedang mengerjakan rencana yang disusun-Nya dalam
kekekalan masa lalu dan akan diwujudkannya dalam kekekalan masa depan. Allah
adalah poemberita kabar baik yang pertama
kepada manusia yang telah jatuh kedalam dosa.[2]
Seluruh rencananya terpusat pada
rencana pemulihan ciptaan-Nya yang istimewa yaitu manusia yang telah hancur
karena dosa, dimana pemulihan manusia ini akan menghasilkan pemulihan seluruh
ciptaan.
a.
Ia
memilih satu orang tetapi pada saat yang sama ia memikirkan semua bangsa
Abraham
sangat memahami apa yang terkandung dalam panggilannya yang dibuktikan dengan
ketaatanta pada perintah Allah.[3]
Janji Tuhan kepada Abraham Berfirmanlah TUHAN kepada Abram: ― Pergilah dari
negerimu dan dari sanak saudaramu dan dari rumah bapamu ini ke negeri yang akan
Kutunjukkan kepadamu; Aku akan membuat engkau menjadi bangsa yang besar, dan
memberkati engkau serta membuat namamu masyhur; dan engkau akan menjadi berkat.
Aku akan memberkati orang-orang yang memberkati engkau, dan mengutuk
orang-orang yang mengutuk engkau, dan olehmu semua kaum di muka bumi akan
mendapat berkat Kej 12:1-3. Menurut Soot janji Allah pada Abraham dapat di bagi
dalam tiga bagian yaitu:
•
Negeri: yang akan ditunjukkan
Sebuah
janji akan adanya daerah kekuasaan Abraham dan akan di wariskan kepada
keturunannya. Menmberikan penegasan bahwa melalui Abraham Tuhan mau
menghimpunkan bangsa – bangsa dalam satu daerah kekuasaan Allah melelui
Abraham.
•
Keturunan: menjadi bangsa yang besar
Allah
memberkati Abraham dengan keturunan yang akan menjadi bangsa yang besar dengan
tujuan mempengaruhi bangsa lain agar menyembah Allah Abraham.
•
Berkat: melimpah sampai ke semua bangsa
Abraham
di berkati dengan sangat melimpah oleh Tuhan dengan maksud memperkenalkan diri-Nya
pada bangsa – bangsa agar menyembah dan percaya pada Tuhan Allah yang di sembah
dan di layani oleh Abraham. Tuhan tidak memanggil Abraham untuk kepentingan
Abraham sendiri, melainkan pandangan kedepan, yakni demi umat mausia.[4]
Tuhan ingin memberi berkat dan keselamatan
kepada semua ras dan bangsa melalui satu orang, dari benih dan keturunannya.
Jadi, janji-janji Allah kepada Abraham memunyai tujuan umum. Anak Abraham --
Isak, mewarisi janji ini, kemudian Yakub – Kejadian 26:4; 28:14, lalu Yehuda –
Kejadian 49:10. Warisan untuk memberkati bangsa – bangsa bergerak melalui
keturunan Abraham.
b.
Ia
memilih satu bangsa untu memberkati bangsa – bangsa
Setelah
memilih Abraham Allah meneruskannya dengan membangkitkan suatu bangsa yang
istimewa. Karena ketaan Abraham maka keturunannya mewarisi panggilan yang di
percayakan Tuhan pada Abraham. Melalui keturunan Abraham semua kaum di muka
bumi hanya akan diberkati firman Tuhan mengatakan:
“Aku bersumpah demi diri-Ku sendiri – demikianlahfirman
TUHAN –: Karena engkau telah berbuatdemikian, dan engkau tidak segan-segan
untukmenyerahkan anakmu yang tunggal kepada-Ku,maka Aku akan memberkati engkau
berlimpah-limpah dan membuat keturunanmu sangat banyakseperti bintang di langit
dan seperti pasir di tepi laut,dan keturunanmu itu akan menduduki kota-kota musuhnya.
Oleh keturunanmulah semua bangsa dibumi akan mendapat berkat, karena engkau mendengarkan
firman-Ku.” (Kejadian 22:16-18). [5]
Panggilan
Misi Israel terdapat dalam tiga teks dasar dalam Perjanjian Lama (Kejadian
12:1-3, Keluaran 19:4-6, Mazmur 67.) yang menunjukkan tanggung jawab Israel untuk
memberitakan pesan Tuhan kepada bangsa-bangsa lain.
Dalam keluaran 19 bangsa Israel mendapatkan tugas dari Allah
untuk berfungsi bagi kepentingan Kerajaan Allah sebagai perantara (mediator)
kepada bangsa-bangsa. menjalankan dua hubungan: satu sisi kepada Allah, sisi
yang lain kepada bangsa-bangsa. Mereka menjadi umat yang dikhususkan/dipisahkan
bagi semua bangsa. Kitab Keluaran kita mempelajari bagaimana Tuhan mengangkat
bangsa Israel, serta mengingatkan bahwa merekalah pewaris-pewaris Abraham dan
sekaligus pewaris janji Tuhan Melalui
mereka, Tuhan akan memberkati bangsa-bangsa. Melalui mereka, Dia akan
menyampaikan rencana keselamatan-Nya sampai kepada suku bangsa di tempat yang
paling terpencil sekalipun! Israel akan menjadi sebuah kerajaan imam dan bangsa
yang kudus Dr George Peters mengingatkan bahwa Tuhan tidak saja memanggil
bangsa Israel untuk menjadi umat-Nya, tetapi juga untuk menjadi hamba-Nya.[6]
Hak-hak istimewa yang mereka miliki, tentu bertautan dengan tanggung jawab yang
unik pula. Mereka harus memancarkan kemuliaan Tuhan di antara bangsa-bangsa,
dan meski masih hidup di tengah bangsa-bangsa di dunia, mereka harus
mengasingkan diri dalam hal mematuhi hukum-hukum Tuhan dengan sempurna.
Tujuan
akhir Tuhan adalah agar bangsa-bangsa memuliakan Dia karena keselamatan dan
berkat-Nya ( Mazmur 67:3-4,7-8) dan supremasi ke-raja-an-Nya (Mazmur 67:4).
Jelaslah mengapa Allah memilih bangsa yang kecil dan lemah seperti Israel untuk
menunjukkan kepada bangsa – bangsa kekuasaan Allah bangsa Israel yang pada
akhirnya semua bangsa akan menyembah Allah Israel dan menerima keselamatan dari
pada-Nya. Dr. George Peters menerangkan hal ini. Perjanjian Lama menjunjung
tinggi metode sentripetal, yang bisa diumpamakan sebagai sebuah magnet suci
yang memunyai daya tarik ke arah dirinya sendiri.[7]
Dengan menjalani sebuah kehidupan di hadirat Tuhan yang disertai rasa takut
kepada-Nya, Israel mengalami berkat Tuhan. Dengan cara ini bangsa Israel
menjadi berkat untuk menjangkau bangsa – bangsa bagi Allah sehingga mereka
tertarik kepada-Nya. Tuhan telah membentuk bangsa Israel untuk diri-Nya
sendiri, untuk memberitakan kemasyhuran-Nya kepada bangsa-bangsa.
c.
Ia
membangkitkan pada nabi untuk menyuarakan rencana-Nya.
·
Yeremia
Tuhan
memanggil Yeremia untuk mejadi nabi bagi bangsa – bangsa,. Melalui Yeremia
Allah menyatakan isi hatinya agar semua bangsa mendengar firman-Nya dan
berbalik pada Allah dengan dating menyembah Allah. Melalui Yeremia Allah
menyatakan bahwa ia memiliki ranv=cangan damai sejahtera dan bukan kecelakaan
(yeremia 11: 29). Dengan demikian Allah menegaskan bahwa Ia menghendaki
keselamatan bangsa – bangsa yang mau dating pada-Nya.
·
Yusus
Isi
hati Allah bagi ipaya penyelamatan bangsa – bangsa juga terpampang dengan jelas
melalui kisa Yunus sang misionaris perjanjian lama. Tuhan mengutusnya untuk
berkhotbah di Niniwe tetapi ia menolaknya dan lari ke Tarsus. Tetapi Tuhan
dengan segala cara mengembalikan Yunus pada panggilan-Nya untuk menyampaikan
firman Allah pada orang – orang di Niniwe. Ini hati Allah jelas tertulis dalam
Yunus 4:11: Bagaimana tidak Aku akan
sayang kepada Niniwe, kota yang besar itu, yang berpenduduk lebih dari seratus
dua puluh ribu orang, yang semuanya tak tahu membedakan tangan kanan dari
tangan kiri, dengan ternaknya yang banyak?" pernyataan ini sangat jelas bahwa
isi Hhati Allah adalah untuk menyelamatkan manusia karena itu Ia membangkitkan
para nabi untuk melaksanakan maksud-Nya.
2.
Allah
adalah perjanjian dan berlimpah kasih karunia
Tuhan
yang penuh anugerah dan pemegang janji, Ia selalu menggenapi janji- Nya.• Tuhan
adalah Tuhan berkat. Perbuatan-Nya yang khas dan mendasar adalah memberkati
umat dg keselamatan (Kej 12:2; Kis 3:25-26). Tuhan adalah Tuhan penuh rahmat. Kelompok
orang yang diselamatkan di surga akan merupakan ―suatu kumpulan besar orang
banyak yang tidak dapat terhitung banyaknya, dari segala bangsa dan suku dan
kaum dan bahasa‖ (Why 7:9). Janji Tuhan sedang digenapi, anak-cucu Abraham akan
tidak dapat dihitung, seperti debu tanah, bintang di langit, pasir di pantai.
B, PRINSIP MISI DALAM PL
1. Pengharapan yang pasti
akan keselamatan bangsa bangsa
Yesaya 66 mengungungkapkan aspek
eskhatologis, bahwa bangsa-bangsa suatu masa akan berduyun-duyun untuk datang
ke Sion. Jadi didalam pengharapan itu ada banyak hal yang terlibat, yakni janji
dan seruan, indikatif dan imperatif ( perintah ). Jadi ada pengharapan bagi
bangsa lain tentang keselamatan dengan menjadikan Israel sebagai contoh.
2. Jaminan keselamatan
melalui mesias
Yesaya 40-55 Masa depan untuk kembali kepada Allah adalah
melalui sengsara, dalam hal ini kesengsaraan akan diwakili oleh umat Allah yang
patuh, dan nantinya akan diwakili oleh seorang hamba Allah yang patuh yakni
Mesias. Jadi pengorbanan mesianis itu diderita sebagai ganti orang Israel, dan
kemudian Israel menggantikan bangsa-bangsa. Jadi tugas utama dari hamba itu
ialah menderita untuk meneguhkan pengharapan Israel tentang keselamatan. Jadi
ada masa depan yang baru bagi Israel dan bangsa-bangsa lain
BAB III
PARADIGMA MISI MENURUT
PERJANJIAN BARU
Perjanjian
Lama Allah menyatakan rencana-Nya untuk menyelamatkan dunia melalui kedatangan
sang Juru Selamat, maka dalam Perjanjian Baru Allah menggenapi nubuatan
tersebut. Jika Perjanjian Lama bersifat sentripetal (dari luar ke
dalam/pusat/yerusalem), dalam pengertian bangsa-bangsa datang kepada Israel dan
mereka dapat mengenal serta menyembah Tuhan yang benar. Sedangkan misi dalam
Perjanjian Baru bersifat sentrifugal (dari pusat/yerusalem ke luar), yang
berarti bahwa dari gereja atau dari Israel kabar keselamatan akan disampaikan
kepada semua suku-suku bangsa.
Misi dalam
Perjanjian Baru (PB) merupakan kelanjutan misi Allah dalam Perjanjian Lama.
Harold Cook menyatakan “Dalam PB, misi adalah ekspresi yang wajar dari
kekristenan yang hidup.” Ia menegaskan, sifat hakiki kekristenan adalah misi![8]
Misi merupakan kehendak Allah kerena iru harus di taati karena kehendak Allah
selalu memiliki inplikasi praktis.[9] Perjanjian
Baru berada di atas segala sesuatu buku-buku misi. Perjanjian Baru ditulis oleh
para misionaris bagi gereja-gereja yang misioner dan delapan belas berita misi
mengungkapkan sebuah agama yang misioner bagi seluruh dunia. “Dalam situasi
yang nyata dan penting, “ kata Dr. Carver, “Perjanjian Baru adalah produk usaha
penginjilan/misi. Sebuah hal yang paling penting adalah Roh Kudus memberikan
kepada kita Wahyu Kristiani untuk memenuhi kebutuhan akhir pekerjaan misi dalam
bersaksi tentang Yesus (Seluruh dunia dalam seluruh kata-kata). Karenanya Perjanjian
Baru tidak hanya berisi misi Injil, melainkan hanya misi Injil. “Hal ini secara
mendalam menghindari menjadi sesuatu yang lain” kata Dr. Horton. “itu bukanlah
hukum perburuhan atau kode yang menarik, bukan sistem stereotype dari institusi
gereja, bukan kegiatan seremonial atau pendeta, atau gedung gereja – semuanya
adalah akumulasi atau pertumbuhan - tetapi secara simpel dan teguh adalah
sebuah suara, suara tangisan di padang gurun, sebuah suara dari Sorga, suara
yang mengundang semua manusia kepada Kerajaan Allah, dan berkata, “Biarlah dia
yang mendengar datang”.
Dengan jelaas
kita dapat melihat kitab Injil memuat pengajaran - pengajaran-Nya mengenai
pengampunan kekal bagi manusia yang percaya kepada-Nya. Menyelamatkan dunia
dari hukuman kekal dan menjadikan seluruh bangsa murid-Nya merupakan tugas yang
Ia emban. Ia tidak hanya bermisi dengan pengajaran-Nya, namun juga dengan
pengorbanan-Nya. Saat ini, tugas menjadikan seluruh bangsa murid-Nya merupakan
Amanat Agung yang harus dilanjutkan oleh pengikut-pengikut-Nya sesuai dengan
perintah-Nya. Berikut kita pelajari beberapa pengajaran penting tentang misi
dalam PB.
a.
Injil
matius menggambarkan Kristus Adalah satu
– satunya penguasa Dunia
Injil
Matius di tulis dengan tujuan untuk mengungkapkan Kristus sebagai penguasa
dunia; otoritas-Nya atas segalanya, karakter-Nya
yang kuat,karya penebusan-Nya dan pengajaran-Nya. Matius mengawali Injil yang di tulisnya
dengan silsilah yang menempatkan Yesus dalam garis keturunan Daud. “Inilah
silsilah Yesus Kristus, anak Daud, anak Abraham.” (Mat. 1:1). Hal ini mengkaitkan
Yesus dengan dua perjanjian antara Allah dan manusia yaitu perjanjian dengan Daud
(untuk menegakkan kerajaannya - 2 Sam.
7:8 – 16) dan perjanjian dengan Abraham (olehmu semua bangsa akan memperoleh
berkat-Kej. 15:18). Matius menutup Injilnya dengan sebuah perintah untuk
menjadikan semua bangsa murid Kristus (matius 28:18 - 20).
b.
Injil
Markus mengungkapkan Yesus sebagai
pelayan Allah yang berkuasa.
Injil ini menggabungkan pakaian kerajaan
dengan kain pelayan. Penggabungan antara kemuliaan Yesus sebagai raja melalui
otoritasnya dan kerendahan hatinya dengan bekerja keras untuk mewujudkan isi
hati Bapa-Nya bahkan sampai mengorbankan diri-Nya bagi penyelamatan manusia.
“Karena Anak Manusia juga datang bukan untuk dilayani, melainkan untuk melayani
dan untuk memberikan nyawa-Nya menjadi tebusan bagi banyak orang." (Mar.
10:45). Sebagai injil yang menyingkapkan Yesus sebagai pelayan, Markus maka karakteristik
Injil tulisannya ini lebih terfokus pada perbuatan daripada kata-kata.
Kristus Yesus adalah pekerja
Ilahi yang merestorasi dunia yang hilang dan jatuh. Dia mengusir setan-setan,
menyembuhkan berbagai penyakit, memperbaharui mereka yang berdosa, mengalahkan
kematian dan menghidupkan. Dia memulihkan yang hancur. Dia menghardik dan
mengusir setan untuk menolong mereka yang dapat dipulihkan dan dan ditolong.
Dia adalah pelayan Allah, berkuasa penuh, menderita, berkarya tanpa henti,
sampai pada akhirnya. Dia berkarya tanpa cacat sehingga manusia dapat
diselamatkan. Dia mengimpartasikan roh yang sama kepada para murid-Nya, sampai
setelah kematian-Nya “Merekapun pergilah memberitakan Injil ke segala penjuru,
dan Tuhan turut bekerja dan meneguhkan firman itu dengan tanda-tanda yang
menyertainya” (Mar. 16:20). Injil Markus adalah sebuah panggilan untuk
menderita bersama Kristus bagi penebusan dunia.
c.
Lukas
dan Kisah Para Rasul : karya dr Lukas ini mengungkaplan Yesus sebagai anak
manusia yang sempurna yang memiliki Solidaritas kepada kaum miskin dan
terbuang.
Lukas
memulai Injilnya dengan menyatakan kejadian-kejadian ajaib berkaitan dengan
kelahiran Yohanes dan Yesus. dia mengisahkan kunjungan malaikat Gabriel kepada
Maria dan pernyataan kepada Maria tentang fakta yang mulia bahwa dia akan
menjadi ibu dari Mesias: “Karenanya, juga pribadi yang suci akan dilahirkan
darimu dan harus disebut sebagai Anak Allah” (Luk. 1:25 – 38). Seluruh Injil
Lukas adalah Wahyu (pengungkapan) bahwa manusia berdosa dapat diselamatkan dan
menjadi sempurna, suci, diberkati, dan kekal. Kalimat kuncinya adalah “Sebab
Anak Manusia datang untuk mencari dan menyelamatkan yang hilang” (Luk. 19:10). Injil
Lukas mengungkapkan adanya janji pemulihan yang hanya ada dalam Yesus.
Penyelamatan yang Yesus lakukan bagi umat manusia adalah bukti kepedulian-Nya
pada manusia dan dunia yang terhilang. Kristus, menjawab kegagalan dunia dengan
kemenangan yang mereka alami (Luk. 24:46 – 49).
d.
Injil Yohanes menyingkapkan Yesus
sebagai.Anak
Allah
Injil Yohanes ditulis untuk menyatakan ke-Tuhanan Yesus. Di dalamnya kita mendapati keteraturan progresifitas kata-kata dan karya-karya yang memperlihatkan Yesus adalah Anak Allah. Tujuan pokok Injil Yohanes adalah agar manusia percaya bahwa Yesus adalah Kristus, Anak Allah (Yoh. 20:31). Injil Yohanes memperlihatkan bahwa Kristus dalam realitas adalah Anak Allah dan merupakan identitas dan realitas dari kehadiran-Nya, simpati-Nya, kuasa-Nya bersama gereja-Nya sepanjang waktu Yohanes menggambarkan Yesus sebagai Firman, Anak Allah (Yoh. 1:12 – 13). Dalam eksistensi-Nya, kita memperoleh pengetahuan akan artinya eksistensi Allah. Dalam perkataan-Nya, kita belajar kebenaran mendasar dari Allah. Dalam tindakan-Nya, kita menemukan aktivitas Allah. Dalam Injil Yohanes, Kristus menghubungkan para murid-Nya kepada diri-Nya dengan cara menjadikan hidup dan aktivitas para murid menjadi kelanjutan pelayanan penebusan-Nya. “Sama seperti Bapa mengutus Aku, demikian juga sekarang Aku mengutus kamu” (Yoh. 20:21).
Injil Yohanes ditulis untuk menyatakan ke-Tuhanan Yesus. Di dalamnya kita mendapati keteraturan progresifitas kata-kata dan karya-karya yang memperlihatkan Yesus adalah Anak Allah. Tujuan pokok Injil Yohanes adalah agar manusia percaya bahwa Yesus adalah Kristus, Anak Allah (Yoh. 20:31). Injil Yohanes memperlihatkan bahwa Kristus dalam realitas adalah Anak Allah dan merupakan identitas dan realitas dari kehadiran-Nya, simpati-Nya, kuasa-Nya bersama gereja-Nya sepanjang waktu Yohanes menggambarkan Yesus sebagai Firman, Anak Allah (Yoh. 1:12 – 13). Dalam eksistensi-Nya, kita memperoleh pengetahuan akan artinya eksistensi Allah. Dalam perkataan-Nya, kita belajar kebenaran mendasar dari Allah. Dalam tindakan-Nya, kita menemukan aktivitas Allah. Dalam Injil Yohanes, Kristus menghubungkan para murid-Nya kepada diri-Nya dengan cara menjadikan hidup dan aktivitas para murid menjadi kelanjutan pelayanan penebusan-Nya. “Sama seperti Bapa mengutus Aku, demikian juga sekarang Aku mengutus kamu” (Yoh. 20:21).
e.
Surat
penggembalaan Paulus :Gereja sebagai Paguyuban Baru
Misi
dalam konteks kemenangan Allah yang akan
segera tiba. Surat-surat Paulus adalah surat-surat misionari dari hasil
pekerjaan misinya dan perlu untuk dikaji secara keseluruhan.
1. Surat
Roma: Surat ini ditulis sebab Paulus merasa bahwa gereja di Roma mempunyai
posisi yang strategis. Semua gereja harus berdasar pada iman. Surat ini adalah
manifesto Kabar Baiknya. Tema surat yang diungkapkan adalah “Kebenaran asali
Tuhan” (Rom. 1:16 – 17). Kebenaran ini dapat dicapai manusia melalui Kristus (Rom.
3:21 – 28) bagi orang Yahudi dan non-Yahudi (Rom. 3:29 – 30). Dunia digambarkan
sedang menuju kehancuran (Rom. 3: 9 – 23). Kondisi ini terjadi karena dosa Adam
(Rom. 5:12), tetapi melalui kebenaran seorang, Kristus, “Anugerah cuma-cuma
didapat melalui pembenaran dari Kristus (Rom. 5:18). Surat Roma adalah Kabar
Baik bagi dunia
2. Surat
1 dan 2 Korintus. Surat ini ditulis untuk mereformasi penyalah-gunaan yang
mengancam untuk melemahkan kehidupan spiritual gereja di Korintus. Dalam surat
ini kita mendapatkan gambaran kesulitan nyata yang dihadapi oleh orang-orang
Kristen di tengah komunitas yang membencinya. Kita melihat benturan antara
kekristenan dan budaya. Belum lagi benturan dengan kepercayaan paganisme. Dalam
surat ini Paulus sebagai misionaris memberikan prinsip-prinsip kepercayaan
terhadap Kristus dalam rangka membangun gereja Perjanjian Baru di daerah
paganisme.
3. Surat Galatia. Surat ini ditulis untuk
membetulkan ajaran-ajaran yang salah. Paulus mengumpulkan petobat-petobat baru
non-Yahudi dan kemudian ada orang-orang yang menyesatkan mereka dengan
mengatakan untuk menjadi seorang Kristen, mereka harus menjadi Yahudi. Tema
dari surat Galatia adalah pembuktian Injil anugerah Tuhan tanpa syarat apapun.
Hal ini penting sebagai dokumen misi. Kunci pemikiran adalah “Pembenaran
orang-orang non-Yahudi oleh iman (Gal. 3:8).
4. Surat
Efesus. Surat ini ditulis untuk menempatkan gereja sebagai institusi Ilahi dan
untuk memperlihatkan bagaimana anggota gereja seharusnya berlaku/berjalan.
Dalam surat ini kita mengetahui posisi yang mulia dari orang-orang yang percaya
melalui anugerah; Kebenaran berkenaan dengan gereja, yang adalah tubuh Allah
dan perjalanan yang berharga sebagai orang Kristen. Kita belajar bahwa di dalam
gereja, perbedaan antara Yahudi dan non-Yahudi tidak ada; semua adalah sama di
hadapan Kristus (Ef. 2:11 – 22).
5. Surat Filipi. Surat ini ditulis untuk
mengekspresikan apresiasi yang mendalam dari rasul Paulus untuk uang yang
dikirimkan gereja Filipi bagi dirinya (Fil. 4:15 – 19). Hanya gereja Filipi-lah
yang diperlihatkan oleh catatan, Paulus menerima bantuan keuangan. Hal itu
merupakan suport yang paling antusias yang diterima Paulus dan seharusnya
menjadi model bagi semua gereja dalam misinya (Fil. 1:3 – 7
6. Surat Kolose. Surat ini ditulis untuk
menempatkan gereja sebagai penjaga dan untuk menyelamatkannya dari kesalahan
guru-guru palsu yang mengaku sebagai orang Kristen, tetapi bermaksud untuk
menyebarkan ide-ide Yahudi (Kol. 2:4 – 8). Kristus adalah satu-satunya Penyelamat
(Kol. 2:9 – 13). Paulus tidak hanya menulis bagi gereja saja tetapi bagi
gereja-gereja sepanjang sejarah untuk membimbimbing mereka dalam misinya di
tengah ajaran sesat di dunia (Kol. 2:18 – 23; 4:15 – 16)
7. Surat
1 dan 2 Tesalonika. Surat ini ditulis
untuk memberikan instruksi dalam doktrin-doktrin misi dan untuk menguatkan
gereja mula-mula di tengah penganiayaan (1 Tes. 1:7 – 10). Surat kedua ditulis
untuk memperbaiki impresi yang salah tentang kedatangan Kristus yang kedua dan
untuk mendesak orang-orang Kristen Tesalonika untuk melanjutkan hidupnya (2
tes. 2:1 – 5).
8. Surat
1 dan 2 Timotius dan Titus. Surat ini ditulis untuk menguatkan para rekan kerja
Paulus. Paulus menasihati para pengkhotbah-pengkhotbah muda berkaitan dengan
administrasi gereja. Ketika gereja
bertumbuh dalam angka dan bertambah kuat, secara alami timbul pertanyaan akan
aturan gereja, pengakuan iman, dan disiplin. Dalam lapangan misi,
pertanyaan-pertanyaan itu pasti akan terjadi. Pertama-tama rasul Paulus
menanganinya sendiri, tetapi pada perkembangan berikutnya tampak jelas
diperlukan petunjuk-petunjuk yang jelas bagi gereja-gereja sepanjang zaman.
Inilah isi surat kepada Timotius dan Titus.
9. Surat Filemon. Surat ini adalah surat yang
terpendek dari semua surat Paulus. Surat ini sangat bernuansa misi karena
berisi tentang kebenaran, revolusi terhadap dunia kuno, tidak hanya non-Yahudi
dan orang liar, bahkan budak-pun dapat diterima di Kerajaan Allah dan harus
diterima sebagai saudara dalam Kristus (Fil. 1:10, 14 – 16). Semua tulisan
Paulus adalah karya misi dan tidak dapat dipahami terpisah dari usahanya untuk
mengenalkan Kristus kepada bangsa-bangsa. Sebuah elemen yang konstan dan
permanen pada pikiran dan pekerjaannya adalah misi. Kasih akan Kristus dan
pikiran akan dunia yang terhilang membelenggunya
f.
Surat-surat Misi
Lainnya.
1. Surat
Ibrani.Surat ini merupakan “connecting link” antara Perjanjian Lama dan
Perjanjian Baru. Tujuan surat Ibrani adalah untuk menunjukkan bahwa institusi
besar hukum adalah bersifat simbolis dan kebenaran yang belum jelas akhirnya
telah diungkapkan (Ib. 9:1 – 11). Kuil dan para imam, altar dan pengorbanan,
cadar dan Kemah Suci memasuki arti “World-Wide”. Hal ini dipenuhi dan digenapi
di dalam Kristus (Ib. 9:11 – 15). Hal ini sebenarnya tidak pernah hilang melainkan
tersimpan oleh bangsa Yahudi sampai akhirnya diberikan kepada seluruh dunia.
Apa yang terjadi di Israel sebelumnya adalah persiapan yang panjang. Sekarang
hal ini sudah diungkapkan bagi dunia dan bayangan yang menutupi telah
tersingkap dan isinya telah nyata.
2. Surat Yakobus. Surat Yakobus mempunyai isi dan
cara pandang yang misioner. Surat ini adalah pengajaran singkat dari Yesus dan
sangat bersifat praktis tentang iman, perbuatan baik, dan berdoa. Pokok-pokok
isinya tidak dengan jelas menunjukkan tentang misi, tetapi paling tidak berupa
kesaksian akan perluasan misi pada zaman apostolik. Hal ini karena surat
Yakobus ditujukan bagi “Dua belas suku yang tersebar di luar negeri (Yak. 1:1),
yaitu orang-orang Yahudi yang telah menjadi Kristen dan tersebar di seluruh
dunia. Yakobus sendiri, seperti yang dinyatakan dalam KPR dan tradisi adalah
seorang Yahudi ortodoks. Karena itu, surat ini sangat mengesankan melihat dia
bersaksi melalui suratnya yang mengabarkan pesan kekristenan.
3. Surat Petrus. Surat Petus memberikan bukti
yang kuat akan rekonsiliasi yang tercapai pada zaman apostolik antara mereka
yang berpikiran sempit dan mereka yang mempunyai konsep pemikiran yang luas,
yang didukung oleh Paulus. Pada satu kesempatan Paulus menentang Petrus secara
langsung (Gal. 2:11), tetapi surat ini menyatakan bahwa Petrus telah sepenuhnya
menerima pemikiran misioner Paulus. Hal ini mengindikasikan bahwa tujuan surat
ini adalah memberikan kesaksian bagi kemajuan misi yang dilakukan oleh
gereja-gereja apostolik.
4. Surat Yohanes. Surat Yohanes mempunyai
signifikansi yang kaya dalam misi. Bagian ini kelihatannya bersifat maju dalam
pemikiran karena tidak membahas keadaan dan detail sejarah. Yohanes melihat
kebenaran kekristenan tidak mempunyai relasi dengan Yudaisme melainkan dalam
relasinya kepada dunia. Maksudnya kekristenan bukan bagi bangsa Yahudi saja
melainkan bagi dunia. Dia menulis bahwa manusia dapat percaya pada kebenaran
yang memang dimaksudkan bagi manusia tanpa ada pembatasan. Dia melihat seluruh
dunia berada dalam kuasa kegelapan dan kehadiran Kristus berasal dari Allah dan
terang-Nya di dunia dimaksudkan agar dunia mendapatkan terang (1 Yoh. 1:5 – 7).
g.
Wahyu Terakhir Kitab
Wahyu menutup Perjanjian Baru dengan menyengat sebab mengulangi dan
mengkonfirmasi pesan misioner Injil. Pribadi yang muncul dalam ke-empat Injil,
seperti munculnya terang dalam kegelapan, muncul dalam kitab Wahyu dengan
digambarkan sebagai merpati yang mempesona dari badai petang hari (Wah. 1:12 –
18). Dalam kitab ini, Anak Manusia menyatakan diri-Nya sebagai “Alpha dan
Omega, Yang Pertama dan Yang Terakhir”. Dia memberikan pesan kepada gereja-Nya
sebagai Domba yang dibunuh, tetapi sekarang hidup selamanya dan dimahkotai
dalam kemenangan. Kita mendengar semua suara dari seluruh dunia menyatakan Dia
sebagai “Raja di atas segala Raja dan Tuhan di atas segala Tuhan” (Wah. 19:1 –
16).
Melalui pertempuran yang membingungkan, teror penderitaan dari kekalahan dan asap dan api dari lubang di bumi memenuhi kitab dengan kegelapan yang pekat. Tidak ada kesalahan arti jika mengerti tujuan utama dari semuanya itu. Injil yang kekal sudah diproklamasikan melalui sorga dan sudah meliputi bumi. Tujuan kedatangan Kristus sudah tercapai. Setiap anggota keluarga dan suku-suku dan lidah mengaku Dia sebagai Tuhan. setiap lutut bertelut dan setiap lidah mengaku. Itulah pemenuhan akhir yang mulia dari tugas misi (Wah. 22:1 – 14).
Melalui pertempuran yang membingungkan, teror penderitaan dari kekalahan dan asap dan api dari lubang di bumi memenuhi kitab dengan kegelapan yang pekat. Tidak ada kesalahan arti jika mengerti tujuan utama dari semuanya itu. Injil yang kekal sudah diproklamasikan melalui sorga dan sudah meliputi bumi. Tujuan kedatangan Kristus sudah tercapai. Setiap anggota keluarga dan suku-suku dan lidah mengaku Dia sebagai Tuhan. setiap lutut bertelut dan setiap lidah mengaku. Itulah pemenuhan akhir yang mulia dari tugas misi (Wah. 22:1 – 14).
ialah, Allah memiliki rencana untuk segenap ciptaan, dengan demikian manusia juga termasuk didalamnya, termasuk dalam rencana penyelamatan yang oleh inisiatif Allah sendiri, yang menyebabkan Ia berjanji akan memperbaharui ciptaan dengan meberikan langit yang baru dan bumi yang baru, yang oleh umat Allah diperjuangkan dalam sebuah pengharapan dengan percaya kepada-Nya.
2. Rekonsiliasi
Ini
merupakan sebuah misi untuk mendamaikan atau mengembalikan relasi yang telah
dirusak oleh manusia dengan Allah. Dalam hal ini Allah sendirilah sebagai dasar
rekonsiliasi, yang mendamaikan diri-Nya dengan manusia, dan mendamaikan manusia
dengan sesamanya, dan juga dengan ciptaan yang lain, seghingga akhirnya
“Perdamaian taman Eden dan kerukunan alam semesta dan keadilan untuk mereka
yang tertindas akan diadakan kembali (bdk. Yes 11:1-9 ): "Serigala akan
tinggal bersama domba, dan mancan tutul akan berbaring di samping kambing"
(Yes 11:6).
Teladan Yesus dalam
melakukan pekerjaan sebagai seorang misionaris
Perjanjian
Baru menunjukkkan bahwa aspek – aspek penting dalam penginjilan yang efektif
bukanlah mperistiwa atau tehnik – tehniknya,melainkan integritas dalam
kerohanian dan gaya hidup.[10]
Dimana satu – satunya figure yang sempurna hanya Yesus karena itu sangat
penting untuk melihat keteladanan Yesus dal melakukan pelayanan sebagai
misionaris
1. Yesus,
berpusat pada Rencana Penebusan Allah
Anak Tunggal Allah diutus menjadi
Misionaris Allah untuk menyelamatkan manusia. Yesus memberitakan Injil
kemana-mana. Hidup Yesus berpolakan Injil, setiap saat dan kemana pun Ia pergi,
Ia memberitakan Injil Kerajaan Allah. Bagi Yesus, Injil harus menjadi milik
semua orang, baik di desa dan di kota, bukan hanya di Bait Suci saja. Bahkan,
Yesus mengidentifikasikan diri-Nya sebagai seorang Gembala yang sedang mencari
domba-Nya yang hi-lang (Luk. 15). Ia rindu tiap orang berdosa bisa kembali pada
Bapa. Inilah alasan Yesus memberitakan Injil di mana-mana. Dialah Anak Domba Allah yang menghapus dosa
dunia (Yoh. 1:29). Yesus berkata “Akulah jalan dan kebenaran dan hidup. Tak ada
seorangpun yang datang kepada Bapa, kalau tidak melalui Aku” (Yoh. 14:6). at
Agung Kristus.
Tujuan Tuhan Yesus datang ke dunia
adalah membawa misi Allah dan menyempurnakan rencana kedatangan Kerajaan Allah.
Ia tidak mengerjakan hal-hal baru atau lainnya, tetapi rencana Allah. Yesus
datang sebagai misionaris. Yesus menyadari tugas utama-Nya adalah melaksanakan
kehendak Bapa, “Sebab Aku telah turun dari sorga bukan untuk melakukan
kehendak-Ku, tetapi untuk melakukan kehendak Dia yang telah mengutus Aku” (Yoh.
6:38). Ini menunjukkan, tidak ada misi yang lebih penting selain mengerjakan
misi Allah. Gereja maupun orang-orang tebusan Allah harus memiliki misi yang
sama seperti yang dikerjakan Tuhan Yesus.
2. Yesus
menaati Allah berapapun harganya.
Kasih
– Nya pada Allah Bapanya memotovasi Yesus menaati perintah Bapa-Nya. Dalam
perjalanann-Nya sebagai misionaris Yesus mengalami banyak penderitaan dan Ia
tidak pernak mengeluh setiap mengalami penderitaan bahkan ia rela menempuh
jalan salib demi menyelamatkan umat manusia. Tajamnya paku yang menembus iangan dan kaki-Nya tidak
menyurutkan kasih-Nya yang besar pada manusia. Ia rela berkorban apa saja demi
keselamatan manusia termasuk nyawanya.
Sebagai
pengikut Kristus orang Kristen wajib mengikuti jalan hidup yang di pilih oleh
Yesus. Demi penyelamatan jiwa setiap orang percaya harus mengambil bagian dalam
kekerakan misi ini dan membayar harganya, karena untuk suatu pencapaian yang
besar di butuhkan harga yang besar pula.
3.
Yesus melakukan duplikasi dan
networking
Dalam
pelayan-Nya Yesus tidak bekerja sendirian. Ia memanggil orang – orang yang di
kehendaki-Nya untu menyertai Dia dan untuk diutus memberitakan kabar baik
dengan mendemostrasikan kuasa-Nya (markus 3: 13 - 15). Melalui para murid-Nya
Yesus menduplikasi karakter dan panggilan-Nya. Para murid inilah nantinya yang akan mengemban
tugas misi untuk melanjutkan apa yang telah Ia lakukan.
KESIMPULAN
Pembahasan dalam makalah ini dapat di simpulkan sebagai
berikut
·
Pelayanan misi adalah
pelayanan yang sangat urgent. Pekerjaan misi adalah tugan semua orang percaya
baik. Dimana setiap orang percaya
memiliki peran dan fungsi yang saling melengkapi. Ada yang menjadi utusan injil
atau misionaris, ada pula yang berperan sebagai pengutus misionaris dan yang
lain menjalankan fungsi sebagai donator pelayanan misi.
·
Seluruh rencananya terpusat pada rencana pemulihan
ciptaan-Nya yang istimewa yaitu manusia yang telah hancur karena dosa, dimana
pemulihan manusia ini akan menghasilkan pemulihan seluruh ciptaan.
·
Perjanjian Lama Allah menyatakan rencana-Nya untuk
menyelamatkan dunia melalui kedatangan sang Juru Selamat, maka dalam Perjanjian
Baru Allah menggenapi nubuatan tersebut.
·
Yesus Kristus adalah standar utama bagi setiap misionaris.
DAFRAT PUSTAKA
David R. Brougham, merencanakan misi lewat gereja –
gereja Asia, (malang, Gandum Mas), hal 13
Nely p. Tuhumury dalam, utuslah Aku, ed: Daniel Ronda,
(Bandung,Kalam Hidup,2012), hal 117
Rainer Schuman, misi holistik masa kini, (Jayapura,
STT GKI I.S Kijne, 2004), hal 166
Robert
banks dan paul stevens, the complete book of everyday Christianity, banddung
kalam hidup 2012
M.
David sills, panggilan misi, (Surabaya,momentum, 2011)
[1] David R.
Brougham, merencanakan misi lewat gereja – gereja Asia, (malang, Gandum Mas),
hal 13
[2] M.
David sills, panggilan misi,( Surabaya,momentum2011), hal 45
[3] Nely p. Tuhumury
dalam, utuslah Aku, ed: Daniel Ronda, (Bandung,Kalam Hidup,2012), hal 117
[4] Ibid, hal 14
[5] Alkitab,
terjemahan baru, (Jakarta, Lembaga
Alkitab Indonesia, )
[6] David R. Brougham,
merencanakan misi lewat gereja – gereja Asia, (malang, Gandum Mas), hal 15
[7] ibid
[8] David R. Brougham,
merencanakan misi lewat gereja – gereja Asia, (malang, Gandum Mas), hal 18
[9] Rainer Schuman, misi
holistik masa kini, (Jayapura, STT GKI I.S Kijne, 2004), hal 166
[10] Robert banks dan paul stevens, the complete book of everyday
Christianity, (banddung kalam hidup 2012), hal 580