Pelajaran 1
ALLAH, MANUSIA DAN DOSA
ALLAH
Pembuktian Bahwa Allah Ada
1.
Bukti pertama: segala sesuatu yang dirancang pasti memiliki perancang
Rancangan tubuh manusia memerlukan
keberadaan seorang perancang. Para ilmuwan mengatakan bahwa otak menyimpan dan
mengingat ribuan gambaran mental, menggabungkannya, dan memecahkan masalah,
menikmati keindahan, memahami diri sendiri, dan menginginkan seseorang
berkembang mencapai yang terbaik baginya. Aliran listrik yang berasal dari otak
mengatur semua kegiatan otot di dalam tubuh kita. Komputer juga berfungsi
melalui kejutan listrik. Akan tetapi diperlukan pemikiran manusia untuk
menemukan komputer dan makhluk manusia untuk membuat komputer dan menentukan
apa yang harus dilakukan. Tidaklah mengherankan jikalau penulis Mazmur
mengatakan bahwa tubuh manusia berbicara tegas dan jelas tentang Pencipta yang
mengagumkan:"Aku bersyukur kepadaMu oleh
karena kejadianku dahsyat dan ajaib; ajaib apa yang Kaubuat; dan jiwaku
benar-benar menyadarinya." - Mazmur 139:14.
Kita tidak harus melihat jauh-jauh untuk mengetahui
pekerjaan Tuhan. rancangan yang rumit di dalam otak manusia dan organ tubuh
lainnya adalah pekerjaan Tuhan, dan menunjukkan kepada perancang trampil yang
tidak terhingga. Tidak ada pompa buatan manusia yang dapat menandingi jantung
manusia. Tidak ada jaringan komputer yang dapat menyamai sistem syaraf kita.
Tidak ada jaringan televisi yang seefisien suara, telinga dan mata manusia.
Tidak ada sistem pemanas dan pendingin ruangan pusat yang menandingi pekerjaan
hidung, paru-paru dan kulit kita. Kerumitan tubuh manusia menyatakan bahwa pastilah
ada seseorang yang merancangnya, dan Seseorang itu adalah Tuhan. Tubuh manusia
adalah sistem organ yang lengkap, semua saling berhubungan, dan semuanya
dirancang secara tuntas. Paru-paru dan jantung, syarat dan otot, semua
menyaksikan tugas yang luarbiasa rumitnya yang bergantung kepada tugas rumit
lainnya. Jikalau anda harus menandai sepuluh keping mata uang dari satu hingga
sepuluh, kemudian meletakkannya di dalam saku anda, mengocoknya, dan kemudian
mengeluarkannya dan meletakkan satu per satu kembali di saku anda, apakah
kemungkinannya anda melakukannya dalam urutan angka yang sama? Dengan hukum matematika, anda hanya mungkin melakukannya sekali dalam
sepuluh milyar mengambilnya dalam urutan angka yang persis sama dari satu
hingga sepuluh. Sekarang pikirkanlah kemungkinan bahwa perut, otak, jantung,
hati, pembuluh darah, ginjal, telinga, mata, dan gigi berkembang bersama dan
mulai berfungsi pada saat yang sama. Apakah penjelasan yang paling masuk akal
tentang rancangan tubuh manusia? "Maka berfirmanlah Tuhan: "Baiklah Kita
menjadikan manusia menurut gambar dan rupa Kita, ...MAKA ALLAH MENCIPTAKAN
MANUSIA MENURUT GAMBARNYA, laki-laki dan perempuan diciptakanNya mereka."
- Kejadian 1:26, 27. Manusia lelaki dan wanita pertama tidak terjadi begitu saja. Alkitab
menyatakan bahwa Tuhan menciptakan kita menurut gambarNya. Ia memikirkan dan
menjadikan kita ada.
2. Bukti ke dua: segala sesuatu ada
penciptanya
Bukti tentang keberadaaan Tuhan
tidak hanya terbatas pada rancangan tubuh kita saja; bukti itu juga tersebar di
langit. Lihatlah ke langit di waktu malam. Di atas bintang yang kita sebut galaksi dari milyaran matahari yang serupa dengan
matahari kita. Sebenarnya, matahari kita dan planet yang mengitarinya adalah
bagian dari Galaksi Bimasakti. Dan galaksi ini hanyalah salah satu dari lebih dari seratus milyar
galaksi yang dapat dilihat melalui teleskop raksasa di bumi dan melalui
teleskop Hubble di angkasa. Tidaklah mengherankan ketika penulis Mazmur
menyimpulkan bahwa bintang-bintang menceritakan kemuliaan Sang Pencipta: "Langit menceritakan kemuliaan Allah, dan cakrawala
memberitakan pekerjaan tanganNya."
- Mazmur 19:1-3. "Pada mulanya
Allah menciptakan langit dan bumi." -
Kejadian 1:1. "[Tuhan] ada terlebih dahulu dari segala sesuatu dan
segala sesuatu ada di dalam dia." - Kolose 1:17.
Semua ciptaan menjadi saksi bagi
Tuhan Sang Perancang Ulung dan Pencipta Mahakuasa. Secara sederhana, "Pada
mulanya Allah" kita menemukan jawaban bagi misteri kehidupan. Di sana ada
Tuhan yang menciptakan segala sesuatu. Banyak pemikir ilmiah besarpada masa
sekarang ini percaya kepada Tuhan. Dr. Arthur Compton, fisikawan pemenang
Hadiah Nobel, berkomentar tentang ayat Alkitab ini, dia berkata:
"Bagi saya sendiri, iman dimulai dari kesadaran bahwa sesuatu yang memiliki
inteligen tertinggi yang menjadikan jagat raya dan menciptakan manusia.
Tidaklah sulit bagi saya untuk meyakini ini, karena sangat gamblang bahwa di
mana ada rencana di sana ada sesuatu berinteligen yang ilahi. Jagat raya yang
terbuka dan teratur menyaksikan kebenaran tentang pernyataan teragung yang
pernah diucapkan "Pada mulanya Allah"." Alkitab tidak berusaha
membuktikan Tuhan; Alkitab menyatakan keberadaanNya. Dr. Arthur Conklin,
seorang biolog ternama, pernah menulis: "Kemungkinan kehidupan berasal dari
ketidaksengajaan adalah sama dengan probabilitas munculnya sebuah kamus lengkap
dari ledakan pada sebuah rumah percetakan." Kita mengetahui bahwa manusia
tidak dapat membuat sesuatu dari nihil. Kita dapat membangun sesuatu,
menemukian sesuatu, merangkaikan sesuatu, tetapi tidak pernah menciptakan
sesuatu dari kosong bahkan menciptakan kodok terkecil atau bunga paling
sederhana sekalipun. Segala sesuatu di sekeliling kita menyerukan bahwa Tuhan
merancang, Tuhan menciptakan, Tuhan merawat. Jawaban yang paling dapat
dipercaya tentang asal usul jagat raya, dunia ini, dan manusia, adalah Tuhan.
MANUSIA
Tujuan penciptaan manusia
Tuhan yang merancang langit berbintang, yang menciptakan jagat raya,
merindukan hubungan pribadi dengan kita. Ia memiliki hubungan pribadi dengan
Musa: "Dan Tuhan berbicara kepada Musa ... seperti seorang berbicara
kepada temannya" (Keluaran 33:11). Tuhan ingin memiliki hubungan pribadi dengan anda dan
menjadi Sahabat anda. Yesus berjanji kepada orang-orang yang mengikut Dia:
"Kamu adalah sahabatKu" (Yohanes 15:14). Semua manusia bergumul dengan pemikiran tentang Tuhan, karena manusia
pada dasarnya adalah rohani. Tidak ada satupun binatang yang mendirikan altar
pemujaan. Namun di mana-mana anda bertemu dengan orang, lelaki dan wanita,
mereka berbakti pada “tuhan”. Jauh di dalam setiap
hati manusia ada keinginan alamiah untuk berbakti, kesadaran tentang Tuhan,
keinginan untuk menjadi teman dari Tuhan. ketika kita menanggapi kerinduan kita
dan menemukan Tuhan, tidak ada lagi keraguan tentang keberadaanNya dan
kebutuhan kita. Seorang profesor dari universitas di St. Petersburg membuat
pernyataan yang menyatakan komentar umum yang dibuat orang bekas ateis di bekas
wilayah Uni Soviet: "Saya telah mencari makna kehidupan di dalam riset
ilmiah, tetapi tidak menemukan apa-apa yang dapat dipercaya. Para ilmuwan di
sekitar saya memiliki perasaan kosong yang sama. Ketika saya melihat ke jagat
raya yang luas melalui ilmu astronomi, dan kekosongan di dalam jiwa saya, saya
merasakan di sana pasti ada sesuatu makna. Maka, ketika saya
menerima Alkitab dan mulai membacanya, kekosongan di
dalam kehidupan saya terisi. Saya menemukan Alkitab adalah satu-satunya sumber
kepercayaan bagi jiwa saya. Saya telah menerima Yesus sebagai Juruselamat saya
dan telah menemukan kedamaian yang sejati dan kepuasan di dalam
kehidupan."
Seorang Krisen percaya kepada Tuhan
karenan ia telah bertemu dengan Dia dan menemukan bahwa Ia memuaskan kebutuhan jiwa yang terdalam. Tuhan yang dengan
sukacita ditemukan keberadaanNya oleh orang Kristen, memberi kita perspektif
baru, makna baru, motif baru, dan sukacita baru. Tuhan tidak menjanjikan
kehidupan yang terbebas dari kesulitan dan konflik, tetapi Ia menjamin kita
bahwa Ia akan menuntun dan menjaga kita jikalau kita memiliki hubungan pribadi
denganNya. Inilah keajaiban terbesar sepanjang masa: Tuhan Yang Mahakuasa yang
merancang, menciptakan, dan menjaga jagat raya juga menginginkan hubungan
pribadi dengan setiap manusia. Daud sangat memahami hal ini, ketika ia menuliskan: "Jika aku melihat langitMu, buatan jariMu, bulan dan
bintang-bintang yang Kautempatkan; apakah manusia, sehingga Engkau
mengingatnya?" - Mazmur 8:4, 5. Pencipta kita mengingat kita masing-masing. Ia tertarik
secara pribadi kepada anda seolah anda adalah satu-satunya makhluk yang Ia
ciptakan.
Pola penciptaan manusia
Pola yang digunakan Tuhan dalam
menciptakan lelaki dan wanita adalah dengan menciptakan manusia
menurut gambar dan rupanya ("Maka
Allah menciptakan manusia itu menurut gambarNya, menurut gambar Allah
diciptakanNya dia." - Kejadian 1:27). Pada hakikatnya manusia diciptakan “menurut gambar dan rupa”Allah (Kej
1:26-27). Sebagian besar ahli Perjanjian Lama setuju bahwa kata gambar (tselem) harus diartikan
sebagai “gambar yang asli”, sedangkan kata rupa (demuth)
harus diartikan “turunan (fotocopy), tembusan”. Sekalipun ada perbedaan di
antara ahli Perjanjian Lama dalam menerangkan hubungan antara gambar dan rupa,
namun pada pokoknya, semua mengakui bahwa kedua kata itu saling melengkapi dan
menunjuk kepada hubungan antara manusia dengan penciptanya, yaitu kesamaan
antara manusia dengan Allah. Kesamaan inilah yang menjadikan manusia
sebagai mahkota ciptaan Allah (Mzm 8) dan yang membedakannya dari makhluk
ciptaan lainnya Karena kita diciptakan menurut gambar Allah,
kemampuan kita merenungkan dan merasakan, mengingat dan mengharap, mengagumi
dan menganalisa semuanya berasal dari Dia. “kesamaan” manusia
dengan Allah terletak pada:
1. Kesamaan
Rohani: “Allah
menganugerahkannya sifat-sifat yang dimiliki-Nya sebagai roh. Dengan demikian,
manusia berbeda dari semua makhluk lain yang mendiami bumi ini, serta
berkedudukan jauh lebih tinggi daripada mereka. Manusia mampu berkomunikasi dgn penciptanya. Kesamaan sifat antara Allah
dan manusia ….. juga merupakan keadaan yg diperlukan untuk mengenal Allah dan
karena itu merupakan dasar dari kesalehan kita. Bila kita tidak diciptakan
menurut gambar Allah, kita tidak dapat mengenal Dia. Kita akan sama dgn
binatang yg akhirnya binasa (Henry C. Thiessen 1992:237) Manusia diberi kemampuan intelektual yg tinggi
(berakal) tersirat dalam perintah untuk mengusahakan Taman Eden (Kej 2:15),
Perintah untuk menguasai bumi serta segala isinya (Kej 1:26,28), Memberi nama kepada segala binatang di bumi
(Kej 2:19-20)
2. Kesamaan
Moral: Artinya: manusia dilengkapi dengan kebenaran dan kekudusan. Pada
mulanya manusia memiliki baik kebenaran dan kekudusan. Konteks Kejadian 1 dan 2
membuktikan hal itu, yaitu ketika manusia diciptakan, sebelum kejatuhan ke
dalam dosa. Hanya dengan dasar kebenaran dan kekudusan inilah manusia dapat
bersekutu dengan Allah. Kenyataan ini juga dapat disimpulkan dari Kej 1:31 yg
menyatakan, “Allah melihat segala yg dijadikan-Nya itu sesungguhnya amat baik”.
Kata “segala” mencakup juga manusia yg diciptakan dengan keadaan moral yg
sempurna. Apakah yg dimaksud
dgn kebenaran dan kekudusan mula-mula? Kebenaran dan kekudusan mula-mula dapat
diartikan sebagai kecenderungan kasih sayang dan kehendak manusia ke arah
pengetahuan rohani tentang Allah dan hal-hal yg berhubungan dengan Allah pada
umunya, sekalipun disertai kesanggupan untuk salah pilih.
3. Kesamaan
Sosial: Sifat sosial Allah didasarkan pada kasih sayang-Nya. Karena Allah
memiliki sifat sosial, maka Ia menganugerahkan kepada manusia sifat sosial.
Akibatnya, manusia senantiasa mencari sahabat untuk bersekutu dengannya. pertama-tama manusia menemukan persahabatan dgn
Allah sendiri. Allah menciptakan manusia utk dirinya sendiri dan manusia
menemukan kpeuasan tertinggi dalam persekutuan dgn Tuhannya. Di samping itu, Allah jg menganugerahkan persahabatan manusiawi. Ia
menciptakan perempuan sebagai mitra laki - laki untuk mengelolah seluruh
ciptaan yang telah dipercayakan Tuhan paada manusia. Tuhan menciptakan manusia dengan kemampuan membangun
relasi dengan sesamanya dalam mengelolah ciptaan Tuhan. Oleh karena itu sikap
saling menghormati sebagai sesama harus dimiliki setiap manusia.
DOSA
Setelah menciptakan Adam dan Hawa,
lelaki dan perempuan pertama di dunia, Allah berbicara kepada mereka muka
dengan muka. Tetapi ketika Allah datang mengunjungi mereka setelah mereka
berdosa, apa yang mereka lakukan?
"Ketika mereka mendengar bunyi langkah
Tuhan Allah, yang berjalan-jalan dalam taman itu pada waktu hari sejuk,
bersembunyilah manusia dan isterinya itu terhadap Tuhan Allah di antara
pohon-pohonan dalam taman." - Kejadian 3:8. Dosa merusak kontak muka dengan muka dengan Tuhan. setelah dosa masuk ke dalam dunia
kita, maka penderitaan dan kemmatian menadi konsekuensi dari
perbuatan dosa Adam dan Hawa.
Adam dan Hawa memiliki segala
sesuatu yang membuat mereka bahagia. Mereka menikmati kesehatan fisik dan
mental yang sempurna, hidup di rumah taman yang indah di dunia tanpa cacat
(Kejadian 2:8; 1:28-31). Tuhan menjanjikan
anak-anak dan kemampuan untuk berpikir kreatif, dan menemukan kepuasan di dalam
pekerjaan tangan mereka (Kejadian 1:28; 2:15). Mereka mengalami persekutuan muka dengan muka dengan
Pencipta mereka. Tidak ada jejak kekhawatiran, ketakutan, atau kesakitan yang
menodai hari-hari mereka yang cerah. Beberapa waktu setelah Tuhan menciptakan dunia yang sempurna, Iblis datang
ke dalam Taman Eden untuk mencobai Adam dan Hawa agar melanggar perintah
Penciptanya. Tuhan membatasi ruang gerak pengaruh Iblis pada satu pohon di
dalam taman, pohon pengetahuan tentang yang baik dan yang jahat.
Dan ia memperingatkan pasangan manusia pertama untuk menjauh dari pohon itu dan tidak memakan buahnya, atau mereka akan mati. Namun suatu hari Hawa berjalan di sekitar pohon terlarang itu. Iblis segera bersiap memamerkan dagangannya. Ia mengatakan bahwa Tuhan telah berbohong kepada Hawa dan jika ia makan buah pohon itu, ia tidak akan mati, tetapi menjadi bijaksana seperti Tuhan Sendiri, mengetahui yang baik dan yang jahat. Tragisnya, Hawa, dan kemudian Adam. Yang hanya mengetahui yang baik, membiarkan Iblis membohongi mereka, dan mereka makan buah terlarang itu--yakni, memutuskan ikatan kepercayaan dan ketaatan kepada Tuhan. Tuhan merencanakan agar Adam dan Hawa "berkuasa" atas dunia sebagai pemelihara dari karya ciptaan Tuhan (Kejadian 1:26). Namun karena mereka memutuskan kepercayaan kepada Tuhan dan memilih Iblis sebagai pemimpin baru mereka, pasangan ini kehilangan kekuasaan mereka. Sekarang ini, Iblis mengakui dunia sebagai miliknya dan mencoba sebisanya untuk memperbudak manusia di dalamnya. Ada banyak saat ketika kita menemukan diri melakukan sesuatu karena cinta diri atau bahkan sesuatu yang kejam ketika kita ingin melakukan sebaliknya. Mengapa? Karena musuh yang tidak tampak, Iblis, yang bekerja keras membuat orang gagal secara moral. Ketika anda membaca bab 3 dari buku Kejadian, anda akan menemukan bahwa dosa menyebabkan Adam dan Hawa bersembunyi dari Tuhan karena takut. Dosa mempengaruhi semua ciptaan. Duri muncul di samping bunga. Tanah menderita kekeringan, dan pekerjaan menjadi sebuah beban. Penyakit mulai menyerang tanpa pandang bulu. Iri hati, kebencian, dan tamak melipatgandakan penderitaan manusia. Yang paling mengerikan, bersama dosa datang kematian!
Dan ia memperingatkan pasangan manusia pertama untuk menjauh dari pohon itu dan tidak memakan buahnya, atau mereka akan mati. Namun suatu hari Hawa berjalan di sekitar pohon terlarang itu. Iblis segera bersiap memamerkan dagangannya. Ia mengatakan bahwa Tuhan telah berbohong kepada Hawa dan jika ia makan buah pohon itu, ia tidak akan mati, tetapi menjadi bijaksana seperti Tuhan Sendiri, mengetahui yang baik dan yang jahat. Tragisnya, Hawa, dan kemudian Adam. Yang hanya mengetahui yang baik, membiarkan Iblis membohongi mereka, dan mereka makan buah terlarang itu--yakni, memutuskan ikatan kepercayaan dan ketaatan kepada Tuhan. Tuhan merencanakan agar Adam dan Hawa "berkuasa" atas dunia sebagai pemelihara dari karya ciptaan Tuhan (Kejadian 1:26). Namun karena mereka memutuskan kepercayaan kepada Tuhan dan memilih Iblis sebagai pemimpin baru mereka, pasangan ini kehilangan kekuasaan mereka. Sekarang ini, Iblis mengakui dunia sebagai miliknya dan mencoba sebisanya untuk memperbudak manusia di dalamnya. Ada banyak saat ketika kita menemukan diri melakukan sesuatu karena cinta diri atau bahkan sesuatu yang kejam ketika kita ingin melakukan sebaliknya. Mengapa? Karena musuh yang tidak tampak, Iblis, yang bekerja keras membuat orang gagal secara moral. Ketika anda membaca bab 3 dari buku Kejadian, anda akan menemukan bahwa dosa menyebabkan Adam dan Hawa bersembunyi dari Tuhan karena takut. Dosa mempengaruhi semua ciptaan. Duri muncul di samping bunga. Tanah menderita kekeringan, dan pekerjaan menjadi sebuah beban. Penyakit mulai menyerang tanpa pandang bulu. Iri hati, kebencian, dan tamak melipatgandakan penderitaan manusia. Yang paling mengerikan, bersama dosa datang kematian!
Dosa begitu mengerikan dan menghancurkkan. Maka muncullah
pertang=yaan Mengapa Tuhan tidak menciptakan makhluk yang tidak dapat
berbuat dosa? Jika demikian, tidak akan ada masalah kejahatan di dunia kita.
Tetapi Tuhan menginginkan agar manusia dapat memiliki hubungan bermakna. Maka
"Allah menciptakan manusia itu menurut gambarNya" (Kejadian 1:27).
Ini berarti bahwa kita adalah bebas dan bertanggung jawab. Kita dapat
memutuskan untuk mengasihi Tuhan atau berbalik daripadaNya. Tuhan memberikan
malaikat dan manusia sepanjang zaman, watak rohani dan kemampuan untuk membuat
keputusan nyata. "Pilihlah pada hari ini kepada siapa kamu akan
beribadah" - Yoshua 24:15. Tuhan menantang makhluk ciptaan dalam gambarNya untuk memilih berbuat yang
benar karena kekuatan bernalar mereka mengatakan bahwa jalan Tuhan adalah yang
terbaik. Dan untuk berbalik dari kejahatan karena kekuatan bernalar mereka
memperingatkan akan akibat ketidaktaatan dan dosa. Hanya makhluk yang memiliki
kekuatan untuk bernalar dan memilih yang dapat mengalami kasih yang
sesungguhnya. Tuhan merindukan untuk menciptakan individu yang dapat mengerti
dan menghargai watakNya, yang secara bebas menanggapi Dia di dalam kasih, dan
diisi dengan kasih kepada sesama. Tuhan sangat ingin berbagi kasihNya sehingga
Ia rela mengambil resiko sedemikian besar dalam menciptakan malaikat dan manusia
dengan kekuasaan untuk membuat pilihan. Ia mengetahui bahwa sangat
mungkin pada suatau hari salah satu makhluk ciptaanNya
akan memilih tidak melayani Dia. Iblis adalah makhluk pertama di jagat raya
yang membuat pilihan mengerikan itu. tragedi dosa mulai dari dia (Yohanes 8:44,
1 Yohanes 3:8).
Karya Yesus di salib memungkinkan penghancuran dosa
Mengapa Tuhan tidak menghancurkan
Lusifer sebelum penyakit dosanya menyebar? Lusifer telah menantang keadilah
pemerintahan Tuhan. ia telah berdusta tentang Tuhan. Jikalau Tuhan
menghancurkan Lusifer pada saat itu, para malaikat akan mulai melayani Dia
karena takut daripada karena kasih. Ini akan mengalahkan tujuan Tuhan dalam
menciptakan makhluk dengan kuasa memilih. Bagaimana seseorang dapat mengetahui bahwa jalan Tuhan adalah yang terbaik?
Tuhan memberi setan kesempatan untuk menunjukkan sistem alternatifnya. Inilah
sebabnya ia diberi kesempatan untuk mencobai Adam dan Hawa. Planet ini telah menjadi arena percobaan ketika sifat setan dan ciri
pemerintahannya dilawankan dengan watak Tuhan dan ciri pemerintahanNya.
Siapakah yang benar? Siapakah yang akhirnya dapat kita percaya? Sedemikian
penuh tipu daya si Lusifer, sehingga perlu waktu bagi makhluk hidup di jagat
raya untuk benar-benar diyakinkan betapa menghancurkan alternatif dari setan
sebenarnya. Namun pada akhirnya setiap orang akan melihat bahwa "upah dosa
ialah maut" dan bahwa "karunia Allah adalah hidup yang kekal dalam
Kristus Yesus Tuhan kita" (Roma 6:23).
Di kayu salib para malaikat dan
dunia yang tidak berdosa melihat setan apa adanya, pendusta, pembohong,
pembunuh. Di sana ia menyatakan watak aslinya dengan membujuk orang untuk
membunuh Yesus yang tidak berdosa. Penghuni jagat raya melihat betapa jahat dan tidak
berbelas kasihan dosa itu. Kayu salib membuka sepenuhnya motif setan, dan
ketika Tuhan menghancurkan setan dan orang-orang yang bertahan di dalam dosa,
semua akan mengakui bahwa Tuhan adalah adil.
Kematian Yesus di kayu salib menampilkan
maksud setan yang sesungguhnya terhadap semua makhluk ciptaan (Yohanes 12:31,
32). Kayu salib juga menyatakan Kristus apa adanya, yaitu
Juruselamat dunia. Di Golgota kuasa kasih menang melawan kecintaan kepada
kekuasaan. Kayu salib menyatakan, tanpa diragukan lagi, bahwa hanya kasih yang
penuh pengorbananlah yang memotivasi Tuhan rela mananggung akibat
dosa manusia dan memerdekakkan manusia dari cengkraman dosa. Di kayu salib, pernyataan Kristus yang tentang kasih Tuhan yang tanpa
syarat telah mengalahkan Iblis.